Thursday, January 31, 2013

Aku Terpaksa Menikahinya (Inspirational Stories)

Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... 
Semoga kisah di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senan g dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya .

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikanny a, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikanny a atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

Wallahu’alam bishshawab
 
Sumber: ~"Mutiara Air Mata Muslimah"~

Wednesday, January 30, 2013

Hukum Pacaran dan Dalil-dalilnya

Bismillahirrohmanirrohiim.

Memang larangan mengenai pacaran di dalam Islam tidak dibahas secara gamblang. Mungkin itu-lah salah satu faktor yang mengakibatkan kebanyakan orang awam tidak dapat menerima atas hukum pelarangan pacaran ini.
Namun, dalam dunia dakwah islam, larangan pacaran adalah hal yang sudah sangat dimengerti, maka aneh sekali manakala ada seseorang yang mengaku sebagai aktivis dakwah islam, namun ia tetap melakukan pacaran.

Meski-pun tidak dijelaskan secara gamblang, namun banyak sekali dalil yang dapat di jadikan sebagai rujukan untuk pelarangan aktifitas pacaran tersebut.
Telah sama-sama kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang mengharamkan perbuatan zina, termasuk juga perbuatan yang MENDEKATI ZINA.

“Dan jangan-lah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.”
(QS. Al-Isra, 17 : 32)

Apa saja perbuatan yang tergolong MENDEKATI ZINA itu?
Diantaranya adalah:
Saling memandang, merajuk/manja, bersentuhan (berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, dll), berdua-duaan, dll.
Karena unsur-unsur ini dilarang dalam agama Islam, maka tentu saja hal-hal yang di dalamnya terdapat unsur tersebut adalah dilarang. Termasuk aktifitas yang namanya “PACARAN”

Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadits berikut:

Dari Ibnu Abbas radhiallahu `anha dikatakan:
“Tidak ada yang ku perhitungkan lebih menjelaskan tentang dosa-dosa kecil daripada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
“Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti dia lakukan. Zinanya mata adalah melihat (dengan syahwat), zinanya lidah adalah mengucapkan (dengan syahwat), zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan (pemenuhan nafsu syahwat), maka farji (kemaluan) yang membenarkan atau mendustakannya.”
(HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)

Dalil di atas kemudian juga diperkuat lagi oleh beberapa hadits dan ayat Al-Qur`an berikut:

“Jangan-lah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya.”
(HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan-lah seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan.”
(HR. Imam Ahmad)

“Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”
(Hadist Hasan, Thabrani dalam Mu`jam Kabir 20/174/386)

“Demi Allah, tangan Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) sama sekali meski-pun dalam keadaan membai’at. Beliau tidak memba’iat mereka kecuali dengan mangatakan: “Saya ba’iat kalian.”
(HR. Al-Bukhari)

“Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita.”
(HR. Malik , Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

Telah berkata Aisyah radhiallahu anhu:
“Demi Allah, sekali-kali dia (Rasul) tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) melainkan dia hanya membai’atnya (mengambil janji) dengan perkataaan.”
(HR. Al-Bukhari dan Ibnu Majah).

“Wahai Ali, jangan-lah engkau meneruskan pandangan haram (yang tidak sengaja) dengan pandangan yang lain. Karena pandangan yang pertama mubah untuk-mu. Namun yang kedua adalah haram” .
(HR. Abu Dawud , Ath-Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani)

“Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barangsiapa yang memalingkan (menundukan) pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari Kiamat.”
(HR. Imam Ahmad)

Dari Jarir bin Abdullah radhiallahu anhu dikatakan:
“Aku bertanya kepada Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang memandang (lawan jenis) yang (membangkitkan syahwat) tanpa disengaja. Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan (menundukan) pandanganku.”
(HR. Imam Muslim)

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidak-lah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka jangan-lah kamu tunduk (merendahkan suara) dalam berbicara sehingga berkeinginan-lah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkan-lah perkataan yang baik.”
(QS. Al-Ahzab, 33 : 32)

Jadi sekarang mau gimana???
Menjalankan perintah-Nya atau menjalani larang-Nya ???

Monday, January 28, 2013

ALLAH MASIH SAYANG (Story)

Hujan kian deras mengguyur bumi. Sesekali aku harus memeluk Dafa yang masih bayi ketika suara guruh menggedor-gedor pintu langit dengan kerasnya. Aku memandang sayu ke arah anak-anakku yang tertidur di atas tikar pandan.

Duhai.. alangkah indah dan sucinya wajah mereka. Kutatapi wajah mereka satu persatu dengan nikmatnya. Demikiankah wajah bidadari kecil dari syurga Allah?

Sejenak aku terlupa betapa seperempat jam yang lalu ketiga bidadariku itu menangis karena lapar yang tidak tertahankan. Zakia yang paling besar menangis dengan keras sekali sambil menghentak-hentakkan kaki.

"Zakia lapar, Umi. Lapaar..mana nasinya?" Sementara Yamin yang masih tiga tahun hanya bisa merengek-rengek panjang dengan kosa kata yang terbatas, "Umi, mo mamam, Umi."

Kutatapi segenggam beras yang masih tersisa. Subhanallah..teringat aku kepada Mas Darman, Abinya anak-anak. Tadi pagi ia berangkat tanpa sarapan apapun kecuali segelas air sumur yang kumasak dengan kayu api. Bagaimana kalau hari ini Abi tidak berhasil membawa seliter beraspun seperti kemarin.

Abi cuma kuli upahan yang membawa cangkul ke mana-mana. Syukur sekali jika ada truk yang menawarkan kerjaan menurunkan pasir atau mengisi tanah merah. Dari kerja ikut truk biasanya Abi bisa dapat uang delapan ribu rupiah. Alhamdulillah cukup untuk beli beras dua tiga liter.

Kemarin Abi juga hanya sarapan segelas air sumur. Kuselipkan di saku celananya yang lusuh uang seribu rupiah. Malam harinya Abi pulang dengan seulas senyum kepasrahan.

"Dapat kerjaan tadi, Bi?"

"Alhamdulillah, belum, Mi."

"Tadi siang sempat makan, nggak?"

"Umi kan ngasih uang seribu rupiah. Abi belikan roti tujuh ratus rupiah. Nih sisanya masih tiga ratus."

"Memang masih ada roti harga tujuh ratus?"

"Ada, tapi kayaknya harga aslinya seribuan deh. Mungkin Mas Budi ngasih diskon ke Abi.".

Abi tersenyum manis kepadaku sambil menyerahkan sisa uang tiga ratus ke tanganku. Laa hawla walaa quwwata illa billaah[1]. Berarti hari ini Abi cuma makan sepotong roti tujuh ratusan. Dan itu juga berarti besok tidak bisa beli beras. Kuamati sisa beras yang cuma tinggal dua genggam lagi dan tiga keping uang logam seratusan di telapak tanganku yang diam membisu.

********

Pagi itu aku tidak tega membiarkan Abi memanggul cangkulnya dengan perut berisi air sumur. Kutanak beras segenggam dengan air yang agak banjir dan kucampur dengan beberapa sendok tepung gandum. Rasanya? Aduh..jangan tanya deh. Yang penting ada kalori yang mengisi badan suamiku. Kasihan..sudah dua hari perutnya tidak diisi apa-apa.

"Umi, biar saja nasi itu buat anak-anak kita." Kata suamiku.

Aku tersenyum manis kepadanya dengan meredam seluruh kesedihan dan kecemasanku di hari itu.

"Nggak, yang ini untuk Abi. Nanti buat anak-anak Umi siapkan pisang rebus". Dalam hati aku bergumam, pisang rebus dari mana? Pisang mentah yang dibawah Mas Darman kemarin sudah habis dimakan anak-anak. Namun setidaknya bujukanku berhasil. Mas Darman mau memakan sarapan nasi campur tepung gandum itu.

Pagi itu aku tidak memberikan sarapan kepada anak. Kurebus saja air campur sedikit gula jawa yang masih tersisa. Kuberikan semuanya kepada mereka. Aku cuma membasahi tenggorokan dengan seteguk air. Tetapi jam sepuluh pagi anak-anakku yang sedang dalam masa pertumbuhan itu mulai merengek-rengek minta makan.

Mereka bahkan secara dramatis menguji kesabaranku dengan menunjuk-nunjuk tukang bubur dan ketupat tahu yang lewat di depan rumah petak kami. Padahal tidak pernah sekalipun aku menyuapi mereka dengan makanan semewah itu. Ya Allah ..mungkin rasa lapar yang mendesak mereka bersikap secara natural seperti itu.

Kubujuk mereka dengan kepandaianku bercerita. Mereka suka mendengar ceritaku sehingga tersenyum-senyum gembira. Untuk beberapa saat rasa lapar dapat kami lupakan..

Namun setelah sholat Zuhur mereka kembali menyuarakan pesan yang dihembuskan dari lambung-lambung yang kosong. Kutatap segenggam beras terakhir yang menjadi tapal batas pertahanan terakhirku. Kumasak segenggam beras menjadi bubur yang sangat cair. Kububuhkan sedikit garam ke dalamnya Anak-anakku makan dengan lahap sekali. Nafas mereka mendengus-dengus saking lahapnya.

Sayang mereka harus menggigit jari saat meminta tambahan. Bubur itu sudah habis. Kubawa panci itu kebelakang dan kusapu sisa bubur itu dengan jari-jariku. Kemudian akupun kembali mengisi kekosongan perut dengan air sumur yang dingin.

Anak-anakku tertidur pulas. Melihat wajah mereka saat tidur merupakan salah satu hiburan yang mewah bagi jiwaku yang sedang kalut dan cemas. Mudah-mudahan Mas Darman cepat pulang dan membawa sedikit beras untuk makanan mereka.

***********

Awal menikah dengan Mas Darman yang sekarang menjadi ayah anak-anakku, masalah ini tidak pernah terjadi. Dulu semua orang termasuk diriku sendiri heran bin ajaib, mengapa anak seorang tentara seperti aku kok jatuh cinta dengan Darman yang cuma tukang bakso.

Dilihat dari tampang memang tidak ada seorangpun yang dapat menafikan kegantengannya. Tapi suer ..aku naksir dia bukan karena kegantengannya.

"Melangkah ke jenjang rumah tangga itu tidak cukup hanya dengan berbekal cinta." Papa menegurku dengan bahasa yang klise.

"Pokoknya Mama cuma mau kamu nikah sama Gunawan yang calon dokter itu. Lain orang Mama tidak setuju". Mama menyebut-nyebut lagi nama Mas Gunawan. Padahal semua orang tahu dia sudah punya pacar. Apa belum ada yang bilang ke Mama.

Berhari-hari mereka membujukku dengan berbagai cara. Akhirnya mereka meminta kak Mita, kakakku yang sudah menikah untuk membujukku. Hmm..Kak Mita sangat sayang padaku dan pasti akan senantiasa membelaku. Kesempatan itu justru akan kugunakan untuk balik membujuk kak Mita.

"Yuli sayang..bagaimana sih ceritanya kok kamu bisa kecantol sama Mas Darman?"

"Hmm..Tepatnya aku sendiri tidak tahu, kak. Tapi aku merasa terpesona dengan keindahan suaranya ketika mengumandangkan azan Subuh. Tentang ini Papa juga setuju lho sama aku".

"Terus.."

"Suatu hari aku memberhentikan gerobak baksonya. Aku beli semangkok bakso sambil mengucapkan terima kasih karena telah membangunkanku setiap Subuh."

"Terus.."

"Dia cuma menjawab, Ya sambil terus menundukkan pandangan. Semua pertanyaanku dijawabnya singkat tanpa berani menatap mataku. Melihat sikapnya yang sopan itu hatiku jadi berbunga-bunga. Kayaknya di situlah hatiku mulai tersangkut, kak Mitaku sayang."

"Terus.."

"Ya..sejak hari itu akupun bergerilya untuk menawan hatinya. Alhamdulillah, dia akhirnya mengirim sepucuk surat kepadaku."

"Tapi Ya Allah, Yuli..dia kan cuma tukang bakso. Gerobak aja masih belum punya sendiri. Asal-usulnya dari Brebes juga nggak jelas." Kak Mita berdiri menghindari pelukanku. Panas juga kupingku mendengar kak Mita merendahkan Mas Darman. Nampaknya usahaku untuk menjadikan Kak Mita pendukung cintaku tidak berhasil.

"Dia bukan cuma tukang bakso, kak. Dia tukang bakso yang soleh."

"Adikku yang manis .. dengar sini baik-baik, ya. Pikirkan dulu dong masak-masak. Kamu yakin si Darman itu bisa membahagiakan kamu dan mencukupi keperluan kamu?"

"Kalau membahagiakan Yes, aku yakin. Tapi kalau mencukupi keperluan, bukankah keperluan kita selama ini Allah yang memberi, kak?"

"Yuli, menjalani kehidupan rumah tangga itu sangat sulit. Tidak bisa kita terus hidup hanya dengan setumpuk cinta di dada. Emangnya makanan pokok kamu cinta, apa?"

"Cinta memang tidak bisa dimakan, kak. Yang bisa dimakan itu nasi. Tapi makan nasi di depan orang yang tidak kita cintai juga pasti tidak enak kan kak."

Kak Mita benar-benar tidak mengerti lagi bagaimana menghadapiku. Dia bilang sejak aku sering liqo'[2] pemikiranku jadi aneh dan tidak karuan. Aku bilang justru sekarang aku merasa bahagia karena akibat liqo' kini aku bersikap, berpikir dan bertindak hanya menurut kehendak Allah saja.

Keluargaku menyadari kekerasan hatiku dalam masalah pilihan hidup. Mereka merasa tidak akan pernah bisa mengalahkanku. Papa takut juga ketika kuancam bahwa dosa cinta kami akan Papa tanggung jika kami dihalangi menikah. Padahal, aku cuma nakut-nakuti doang. Tapi 'gerilyaku' berikut ancaman itu membuahkan hasil. Papa akhirnya setuju untuk menerima kedatangan keluarga Mas Darman ke rumah kami.

Mas Darman memberanikan diri ke rumah ditemani Ibunya yang baru datang dari kampung. Papa hanya menahan nafas melihat buah tangan yang dibawa keluarga Mas Darman; sekarung bawang merah dari Brebes. Sementara Mama tidak memperlihatkan mukanya sampai Mas Darman dan ibunya pulang.

Dua bulan kemudian kami pun resmi menikah. Pernikahan kami berlangsung secara sederhana sekali. Mas Darman cuma bisa ngasih satu setengah juta rupiah. Maka setelah Ijab Kabul[3], kami cuma mengadakan doa selamat dengan mengundang tetangga dan keluarga terdekat saja

Seusai acara Papa mengajakku berbicara empat mata.

"Yuli, sekarang kamu telah menetapkan kehidupan kamu sendiri. Berbaktilah kepada suamimu dengan sepenuh hati. Tanggung jawab menafkahimu kini beralih kepada suamimu. Papa tidak boleh terlalu mencampuri urusan keluargamu. Tapi nak, ini ada uang tiga puluh juta. Memang dari dulu Papa sengaja nabung untuk keperluan kamu setelah menikah. Gunakanlah uang ini sebaik-baiknya."

Aku terharu menyadari betapa sayangnya Papa padaku. Aku menerima uang itu dengan tangan bergetar. Uang dari papa itu kami gunakan untuk membeli sebuah rumah petak kecil di kawasan perkampungan. Sisanya dipakai Mas Darman untuk modal jualan bakso.

Berkat ketekunannya usaha Bakso Mas Darman cukup maju. Mulai dari berjualan bakso dengan gerobak dorong Mas Darman menapak selangkah demi selangkah sampai akhirnya mampu menyewa sebuah tempat untuk warung bakso. Kami menamakannya warung bakso 'Tawakal', sesuai dengan prinsip hidup Mas Darman.

Pelanggan warung bakso Tawakal bertambah hari demi hari. Disamping bakso Tawakal enak dan ngegres[4], Mas Darman juga sangat ramah kepada pelanggan. Ketika usaha bakso itulah kami dianugerahi Allah tiga orang anak-anak yang lucu. Rasanya sempurna sudah kebahagiaan yang kurasakan bersama Mas Darman.

Namun benar kata Nabi Muhammad saw; jika Allah sayang kepada seseorang maka Dia akan mengujinya. Ujian yang kami terima di tengah sepoi angin kebahagiaan itu tidak tanggung-tanggung. Warung Bakso Tawakal dituduh telah mencampuri baksonya dengan daging tikus! Ya Allah .Ya Gusti. Alangkah jahatnya fitnah itu.

Aku sendiri sempat membaca selebaran fitnah itu yang katanya juga disebarkan melalui milis internet. Di situ tertulis pengalaman seorang bekas pelanggan bakso Tawakal yang mengaku melihat sendiri kepala-kepala tikus saat kebetulan numpang pipis ke belakang. MasyaAllah! Keji betul fitnah itu. Mana mungkin Mas Darman yang setiap pagi azan Subuh di masjid mencampuri daging baksonya dengan daging tikus!

Dampak fitnah yang keji itu sungguh luar biasa. Warung Bakso Tawakal yang tadinya bisa menjual minimal tiga puluh mangkok sehari turun drastis. Untuk dapat lima mangkok sehari saja susahnya bukan main. Sampai akhirnya Mas Darman mengover kreditkan sewa warung ke orang lain. Usaha warung bakso kami resmi gulung tikar.

Seperti biasanya Mas Darman tetap senyum dan optimistis. Sisa uang yang ada dibelikan gerobak dan mulailah ia kembali mendorong baksonya keliling kampung.
Sayang ternyata citra buruk itu tidak hanya melekat ke warung bakso Tawakal yang sekarang sudah 'almarhum'.

Bagaikan bayang-bayang badan, fitnah itu tetap menyertai Mas Darman ke manapun ia pergi. Alih-alih mendapat untung, gerobak bakso yang didorong Mas Darman keliling kampung malah menjadikan mulut orang gatal. Fitnah itu kian kuat tersebar.

Bahkan pernah ada seseorang yang dulunya penggemar Bakso Mas Darman meludah jijik di depan gerobak. Saat itulah hati Mas Darman benar-benar pedih. Hari itu juga ia memutuskan untuk berhenti jualan bakso dan menjual gerobak dorongnya ke orang lain.

Mulailah kami menghitung hari dengan sisa uang yang ada. Keran pengeluaran kuperketat habis-habisan. Pengeluaran hanya untuk makan dan tidak ada pengeluaran untuk yang lain.

Meskipun tetap mengumbar senyum manisnya kepadaku, Mas Darman sering juga tertekan memikirkan pekerjaan apa yang dapat dilakukannya untuk tetap menghidupkan dapur keluarga. Aku sering menemaninya berdiskusi tentang mata pencaharian baru.

"Pekerjaan yang Abi tahu dari dulu Cuma jualan bakso, Umi."

"Abi kan bisa jualan lain, seperti gorengan misalnya, atau ketoprak?", kataku.

"Umi benar. Tetapi untuk jualan makanan rasanya masyarakat sudah tidak bisa lagi mempercayai Abi. Biarlah Abi coba cara lain."

"Cara lain seperti apa?", tanyaku.

"Begini, dulu di Brebes Abi sering bantuin petani bawang merah di kebun. Jadi Abi cobalah membawa cangkul kita ini untuk mencari nafkah. Kebetulan di ujung jalan depan suka ada truk yang berhenti mencari kuli cangkul."

"Kuli cangkul? Apa nggak ada pekerjaan lain, Abi?"

"Ya, buat saat ini rasanya hanya itu yang rasional. Persediaan beras kita juga sudah semakin tipis, kan?"

Ucapan Mas Darman bahwa sewaktu di Brebes dia biasa nyangkul, tidak sepenuhnya bisa kupercaya. Setahuku dia itu anak sekolahan yang drop out karena kekurangan biaya dan akhirnya memberanikan diri merantau ke Jakarta. Aku tidak yakin badannya tahan dipakai untuk nyangkul.

Ternyata kecurigaanku benar. Sore harinya Mas Darman pulang dengan badan keletihan dan telapak tangan mengelupas. Aku hanya bisa menangis sambil memijiti tubuhnya dan melumuri tangannya yang melepuh dengan tumbukan daun keladi dicampur putih telur.

Dalam kepedihan itu, Mas Darman masih mengajakku untuk beryukur kepada Allah. Memang Allah telah menebarkan dalam dirinya kekayaan hati. Justru ketabahan dan kepasrahan Mas Darman sering menjadikan tangisku berhenti.

*******

"Umi, mana makannya. Zakia lapar.". Suara Zakia tidak lagi sekeras tadi. Matanya yang kuyu memandangiku dengan setengah keyakinan. Justru adik-adiknya yang kini malah menangis tak henti-hentinya. Yamin kelaparan dan Dafa menangis karena tidak mendapatkan apa-apa pada puting susuku.

Kugagahkan langkah menuju dapur. Tidak ada apa-apa lagi di sana kecuali beberapa sendok tepung gandum. Kutatapi gandum putih yang saat ini nilainya sama dengan nyawa anak-anakku. Ya Allah.. berat benar bahasa cinta-Mu kepada kami. Jadikanlah kami orang-orang yang memahami embun-embun cinta yang Kau nyatakan dalam bahasa lapar ini.

Sebenarnya tiga sendok gandum itu kusediakan untuk Mas Darman. Entah mengapa aku tidak yakin hari ini ia berhasil dapat kerjaan. Tapi keluhan anak-anakku benar-benar hampir memutuskan tali jantungku. Maka kurebuslah tiga sendok gandum itu dengan air sumur dan sedikit garam dapur.

Hanya bubur gandum yang cair itu saja yang dapat kuhidangkan untuk mereka. Tanganku menyuapi mereka dengan setengah gemetar menahan lapar. Mulut mereka menerimanya dengan lemah dan mata yang kuyu. Belum sampai ke suapan terakhir ketiga-tiganya telah berbaring keletihan dan tertidur.

Kuseret langkah ke kamar mandi. Kubasahi wajah dengan air wudhuk. Aku tidak sabar untuk merintihkan semua luka ini kepada Yang Maha Pencipta. Akupun terbenam khusyuk dalam sujud-sujud yang panjang.

Setelah salam, kuangkat tangan tinggi-tinggi dan kurintihkan sederet doa agar Allah segera meringankan kami sekeluarga dari penderitaan ini. Semoga doaku tidak terhalang oleh bunyi hujan yang masih turun dengan derasnya. Keletihan membuat badanku terkulai dan tertidur di atas sajadah.

*********

Aku tersentak bangun. Rupanya hujan sudah lama berhenti. Kutatapi jarum jam tua yang hampir mendekati angka sebelas. Mengapa Mas Darman belum pulang juga? Hatiku bertambah risau dan cemas. Apa yang menimpanya hari ini? Oh.. ya Allah aku jadi sangat merinduinya. Detik-detik terasa kian menyiksa dalam menanti kepulangannya.

Alhamdulillah tidak berapa lama kemudian kudengar suaranya mengetuk pintu.

"Umi, Umi..buka pintu sayang." Akupun bergegas membuka pintu. Mas Darman berdiri di pintu dengan senyuman yang manis. Hah.. Subhanallah ada bau masakan yang sangat menggoda perut laparku dalam bungkusan yang dibawanya.

"Nah Umi pasti belum makan, kan? Ayo sekalian bangunkan anak-anak. Ini Abi bawakan dua bungkus sate padang dan dua bungkus serabi manis. Pas seperti Manna dan Salwa[5] hidangan Allah untuk mereka yang soleh."

"Subhanallah, dari mana Abi dapat uang membelinya?"

"Makan dulu sayangku. Nanti Abi ceritakan. InsyaAllah yang ini Halalan Toyyiban[6]."

Maka anak-anakpun aku bangunkan. Mereka juga rindu dengan Abinya. Mas Darman memeluk mereka dalam canda yang ceria. Setiap pulang Mas Darman membawa kebahagiaan dalam hati anak-anak kami. Kami pun menikmati makanan itu dengan lahapnya. Aku bahagia sekali melihat mata anak-anakku berbinar-binar menikmati kue serabi yang manis.

"Enak ya, Umi. Terima kasih ya Abi sudah belikan Zakia serabi." Zakia berbicara dengan mulut penuh dengan makanan.

"Ya sayang. Zakia harus rajin berdoa ya agar Allah terus menerus memberi kita rezeki seperti ini."

"Baik Abi. Umi juga sudah ngajarin Zakia cara berdoanya."

*************

Malam itu aku berbaring di atas lengan Mas Darman. Kucubiti perutnya supaya dia menceritakan kepadaku asal usul makanan itu. Sebab dari tadi dia cuma bilang dari Allah..dari Allah.

"Tentu saja semuanya dari Allah, Abi. Tapi tentu ada sebabnya?" kataku.

"Ya, ya..baik ndoro puteri. Begini ceritanya ..Dari pagi tadi Abi sudah setengah putus asa menunggu truk-truk pasir itu. Ada beberapa yang lewat tapi tidak mau mengambil Abi. Alasannya sekarang mereka sudah punya pekerja tetap di pool pasir. Akhirnya menjelang sore Abi bawa kaki melangkah ke mana saja ia ingin melangkah.

Menjelang sholat Ashar Abi menyahut panggilan azan dari sebuah masjid dalam kompleks perumahan. Abi kenyangkan perut dengan air keran supaya jangan ingat makanan ketika sholat. Duh..segar benar rasanya. Kemudian Abi pun ikut sholat berjamaah. Setelah sholat ada seorang jamaah masjid yang bertanya.

"Mas bawa-bawa cangkul mau kemana?"

"Saya mau cari kerjaan, Pak. Apa saja."

"Bisa membersihkan dan merapikan taman?"

"InsyaAllah bisa, Pak."

Maka Abipun ikut bapak itu ke rumahnya untuk membersihkan taman. Menjelang Maghrib pekerjaan itu selesai. Bapak itu memberikan uang cukup banyak, Mi. Lima puluh ribu! Nah, sebelum pergi, Abi melihat bapak itu meringis memegangi punggungnya. Rupanya bapak itu mengalami sakit punggung. Abi tawarkan kepadanya untuk diurut."

"Memangnya Abi bisa ngurut?" Aku menyela dengan sebuah pertanyaan.

"Ya itulah salah satu kemahiran Abi yang agak ajaib. Sebenarnya Abi tidak pernah belajar mengurut. Tapi Ibu bilang urutan Abi enak dan menyehatkan. Maka banyak juga dikampung orang yang minta diurut sama Abi. Nah, Umi rupanya urutan Abi juga mengena ke urat bapak ini. Dia merasa enak dan lega setelah diurut sama Abi. Umi tahu apa yang terjadi? Subhanallah, dia mengeluarkan lagi uang lima puluh ribu!"

Aku memandang mata Mas Darman dengan penuh haru. Kulihat ada secercah harapan pada bola matanya. Kami berdua berpelukan bahagia sambil terus menggumamkan pujian kepada Allah.

"Ya Allah betapa besar syukur kami kepadaMu. Engkau bawa kami ke puncak cobaan, agar dapat lebih mensyukuri sedikit rezki yang Engkau teteskan hari ini. Kami sangat memahami ya Allah, bahwa Engkau masih tetap sayang kepada kami."

Semoga rintihan doa kami berdua dapat terus mi'raj menembus langit menuju pangkuan Ilahi, dan tidak lagi terbenam dalam deru hujan yang kembali turun dengan derasnya.

Cikarang, 25 Juli 2007.

Sebait cinta untuk isteriku

----
catatan kaki:
[1] Artinya: Tiada daya dan upaya melainkan dengan kekuatan Allah.
[2] Liqo' : pengajian agama. (mama sering mengejekku dan menyebutnya wingko.)
[3] Ijab Kabul: Sebuah prosesi dalam pernikahan Islam di mana pengantin pria mendengar keputusan orang tua untuk menikahkan anak perempuannya dan kemudian pengantin pria menyatakan kesediaan (penerimaannya) atas nikah tersebut dengan mas kawin tertentu.
[4] Ngegares: bahasa remaja Jakarta, artinya sedap dan enak dikunyah.
[5] Manna dan Salwa: hidangan Allah yang diturunkan kepada umat Nabi Musa. Salah satunya asin dan yang lainnya manis.
[6] Halalalan Toyyiban: Halal dan baik.

Wallahu’alam bishshawab
Sumber: ~"Mutiara Air Mata Muslimah"~

Sunday, January 27, 2013

Rahmat Allah Dalam Tangisan Bayi

Apabila anak kecil kadang suka menangis
Maka janganlah kalian memukul mereka.
Mereka bukan menangis karena semaunya sendiri (suka-suka).
Melainkan mereka menangis karena TIGA perkara :

Dalam usia SETAHUN anak kita :
4 bulan pertama tangisan mereka adalah untuk MENTAUHIDKAN TUHAN NYA.
4 bulan kedua tangisan mereka adalah untuk BERSELAWAT kepada NABI nya.
4 bulan seterusnya tangisan mereka adalah untuk MENDOAKAN AYAH BUNDA MEREKA dan memohon AMPUN untuk kedua nya.

Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
Janganlah kamu PUKUL anak-anak kamu disebabkan mereka MENANGIS dalam masa setahun karena pada 4 bulan pertama dari lahirnya ia BERSYAHADAT LA ILAAHA ILLALLAH.
Pada 4 bulan kedua ia berselawat ke atas ku .
Dan 4 bulan seterusnya ia mendoakan kedua ibu bapa nya.
( H.R. Abdullah Ibnu Umar radhiallahu anhu ).

Pada riwayat yang lain Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
Tangis anak di waktu kecil adalah pada 4 bulan pertama ia bertauhid dan 4 bulan kedua dia berselawat atas Nabi dan 4 bulan seterusnya ia beristighfar bagi ayah bunda nya.

Imam Anas bin Malik radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa :
Bagida Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
Anak-anak SEBELUM sampai BALIGH apa-apa yang di perbuat dari pada KEBAIKAN maka dituliskan untuk diri nya dan untuk kedua ayah bunda nya.
Dan apa-apa yang di perbuat nya daripada KEJAHATAN maka tiadalah di tuliskan untuk diri nya dan tidak juga untuk kedua ayah bunda nya.
Tetapi apabila telah BALIGH berlakulah yang ditulis itu atas nya ia itu BAIK dan BURUK NYA.

Saturday, January 26, 2013

Kelebihan Keledai dan Ayam Jantan

Mengapa Ayam Mampu Melihat Malaikat, Sedangkan Keledai Tidak?
Banyak sudah penelitian ilmiah yang membuktikan kebenaran sabda-sabda Nabi SAW secara ilmiah. Berikut ini adalah salah satunya. Nabi SAW bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ، فَاسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلكًا وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الْحِمَارِ، فَتَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنْ الشَّيْطَانِ، فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا

"Bila engkau mendengar suara ayam jantan maka mintalah karunia kepada Allah karena ia melihat malaikat, sedangkan bila engkau mendengar ringkikan keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari Setan karena dia melihat setan." (Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

Kita sering kali mendengar hadits ini tetapi bisa jadi jarang memikirkannya dan tidak terlintas dalam benak kita untuk meneliti secara ilmiah mengapa itu terjadi.

Kemampuan sistem visual manusia di dunia ini terbatas. Dalam hal ini justru kalah dengan sistem visual keledai dan ayam jantan. Pandangan mata manusia terbatas dan tidak dapat melihat apa yang berada di bawah sinar infra merah atau di atas sinar ultraviolet.

Tapi kemampuan indera ayam jantan dan keledai melewati batas itu. Pertanyaannya sekarang, bagaimana keledai dan ayam bisa melihat setan dan malaikat, bukan sebaliknya?

Keledai itu dapat melihat dengan sinar infra merah, sedangkan setan sendiri berasal dari jin yang diciptakan dari api. Artinya, setan termasuk dalam lingkup infra merah. Karena itulah, keledai dapat melihat setan, tetapi tidak bisa melihat malaikat.
Adapun ayam jantan, ia mampu melihat sinar ultraviolet, sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya, artinya dari sinar ultraviolet. Karena itulah, malaikat dapat dilihat oleh ayam jantan.

Hal ini menjelaskan kepada kita mengapa setan melarikan diri saat disebutkan nama Allah. Penyebabnya adalah karena para malaikat datang ke tempat yang disebut nama Allah itu, sehingga setan melarikan diri.

Mengapa setan menghindar bila ada malaikat?

Jawabannya adalah karena setan terganggu bila melihat cahaya malaikat. Dengan kata lain, jika sinar ultraviolet bertemu dengan sinar inframerah di satu tempat, maka sinar merah memudar.

Maha Suci Allah...

Wednesday, January 16, 2013

MENGHINA AL QUR'AN, AKHIRNYA DIHINAKAN DAN DIPERMALUKAN

"DOSEN LIBERAL SOK PINTAR"

Dosen: "Saya bingung. Banyak Umat Islam di seluruh dunia lebay. Kenapa harus protes dan demo besar-besaran cuma karena tentara amerika menginjak, meludahi dan mengencingi Al-Quran? Wong yang dibakar kan cuma kertas, cuma media tempat Quran ditulis saja kok. Yang Qurannya kan ada di Lauh Mahfuzh. Dasar ndeso. Saya kira banyak muslim yang mesti dicerdaskan."

Meskipun pongah, namun banyak mahasiswa yang setuju dengan pendapat dosen liberal ini. Memang Qur'an kan hakikatnya ada di Lauh Mahfuz.
Tak lama sebuah langkah kaki memecah kesunyian kelas. Sang mahasiswa kreatif mendekati dosen kemudian mengambil diktat kuliah si dosen, dan membaca sedikit sambil sesekali menatap tajam si dosen.
Kelas makin hening, para mahasiswa tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Mahasiswa: "Wah, saya sangat terkesan dengan hasil analisa bapak yg ada disini" ujarnya-­ sambil membolak balik halaman diktat tersebut.

"Hhuuhhh...." semua orang di kelas itu lega karena mengira ada yang tidak beres.

Namun Tiba-tiba sang mahasiswa meludahi, menghempaskan dan kemudian menginjak-injak-­ diktat dosen tersebut. Kelas menjadi heboh. Semua orang kaget, tak terkecuali si dosen liberal.

Dosen: "kamu?! Berani melecehkan saya?! Kamu tahu apa yang kamu lakukan?! Kamu menghina karya ilmiah hasil pemikiran saya?! Lancang kamu ya?!"

Si dosen melayangkan tangannya ke arah kepala sang mahasiswa kreatif, namun ia dengan cekatan menangkis dan menangkap tangan si dosen.

Mahasiswa: "Marah ya pak? Saya kan cuma nginjak kertas pak. Ilmu dan pikiran yang bapak punya kan ada di kepala bapak. Ngapain bapak marah kalau yang saya injak cuma media buku kok. Wong yang saya injak bukan kepala bapak. Kayaknya bapak yang perlu dicerdaskan ya??"

Si dosen merapikan pakaiannya dan segera meninggalkan kelas dengan perasaan malu yang amat sangat.
"Itulah salah satu hukuman langsung dri Allah Ta'ala bagi siapa saja yang ingin mempermainkan atau mencaci maki Agama-Nya."

Pelajaran yang sangat berharga dari kisah di atas:

Tanamkanlah Aqidah yang benar kepada buah hati anda, Aqidah yang bersumber dari mata air yang murni, yang tidak tercampur dengan kotoran Syirik, Bid'ah dan Khurafat, Yaitu Al Qur'an dan Sunnah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sesuai dengan pemahaman para As Salaf As Shaleh (Sahabat, Tabi'in, dan Tabi'ut Tabi'in serta para ulama yang meniti jalan mereka).

Dengan Aqidah dan keyakina yang benar, Allah Ta'ala akan menjaga seseorang dari penyimpangan, baik lahir dan batin.

Semoga Allah Ta'ala menunjukkan kepada kita kebenaran adalah kebenaran, serta memudahkan kita untuk mengikutinya, dan memperlihatkan kepada kita yang batil itu adalah sebuah kebatilan, serta memudahkan kita untuk menjauhinya, karena betapa banyak org yang tau itu kebenaran, namun Allah Ta'ala tidak mmberikannya hidayah utk mengikutinya, dan betapa banyak
orang yang tahu bahwa itu kebathilan, namun dia tidak diberikan hidayah untuk menjauhinya.

Mintalah kepada Allah Ta'ala hidayah Taufiq, agar dimudahkan untuk istiqamah di atas kebenaran.

Monday, January 14, 2013

Bom Bunuh Diri dalam Pandangan Islam

Bismillah wash-shalatu was salamu ‘ala rasulillah ….
1. Bagaimana sebenarnya pandangan Islam mengenai bom bunuh diri?

2. Apakah pelaku bom bunuh diri bisa dikatakan mati syahid atau malah bunuh diri?

3. Kebanyakan pelaku teror berpenampilan sunnah, lantas apa hukumnya seorang muslim memanggil saudaranya yang menegakkan sunnah dengan sebutan “teroris”?




Jawaban:
1. Sesungguhnya, Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan pelestarian kehidupan. Karena itu, Islam melarang menusia untuk saling membunuh dan berperang tanpa alasan yang dibenarkan agama. Bahkan, Allah menyebut orang yang berani membunuh orang lain tanpa alasan yang dibenarkan sebagai bentuk pembunuhan terhadap semua manusia. Allah berfirman,

أَنَّهُ مَن قَتَلَ نَفْساً بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعاً
Bahwasanya barang siapa yang membunuh jiwa, bukan karena qishash atau berbuat kerusakan di muka bumi, seolah-olah dia membunuh seluruh manusia.” (Q.S. Al-Maidah:32)
Di antara bentuk pembunuhan yang terlarang adalah membunuh orang kafir yang mengikat perjanjian damai dengan kaum muslimin, tanpa alasan yang dibenarkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membunuh orang kafir mu’ahad maka dia tidak akan mencium bau surga.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Yang dimaksud kafir “mu’ahad” adalah ‘orang kafir yang mengikat perjanjian damai dengan kaum muslimin’. Karena itu, terorisme adalah tindakan yang bertolak belakang dengan Alquran dan Sunah.

2. Orang yang melakukan bom bunuh diri tidak bisa dikatakan sebagai orang yang mati syahid, karena batasan mati syahid di medan jihad adalah mati karena dibunuh oleh musuhnya, orang kafir.
Di samping itu, dalam sejarah perjuangan Islam, tidak tercatat ada shahabat yang melakukan bunuh diri untuk menghancurkan musuh. Bahkan, yang ada adalah kisah orang yang bunuh diri di medan perang, yang divonis masuk neraka oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An Nisa’: 29-30)

3. Bagian ini adalah pertanyaan yang sangat menarik, mengingat banyaknya orang awam yang belum memahaminya. Perlu digaris-bawahi bahwa pembahasan tentang haramnya terorisme sama sekali tidak ada hubungannya dengan pakaian atau ciri fisik. Pembahasan tentang pakaian dan ciri fisik yang sesuai sunah masuk dalam lingkup kajian masalah adab dan sunah. Sementara, kajian tentang terorisme masuk dalam lingkup masalah akidah dan manhaj. Karena itu, untuk memberikan penilaian yang objektif, kita harus membedakan dua hal ini.
Terkait dengan aksi terorisme, kebetulan, mereka yang menjadi pelaku aksi ini memiliki ciri khas pakaian yang mirip dengan kelompok lainnya. Umumnya, mereka berjenggot, celana di atas mata kaki, istri-istrinya bercadar atau memakai jilbab besar, suka memakai baju koko atau yang mirip baju koko, jubah, dan seterusnya.
Beberapa ciri fisik ini, tidak kita pungkiri, merupakan bagian dari sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentang dalil adanya ciri semacam ini bisa dilihat di kitab Riyadhush Shalihin karya Imam An-Nawawi, Uqudul Lijain karya Imam Nawawi Al-Bantani Asy-Syafi’i, dan beberapa kitab adab lainnya. Dengan demikian, upaya sebagian kaum muslimin untuk menyesuaikan diri dengan beberapa sunah ini, seharusnya mendapatkan apresiasi yang baik, karena ini adalah bagian dari usaha mereka untuk meniru sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang saat ini banyak ditinggalkan masyarakat Islam, sehingga dianggap asing.
Dengan demikian, tidak tepat jika menilai bahwa orang yang memiliki ciri ini sama dengan teroris. Menjustifikasi bahwa semua orang yang berjenggot dengan celana cingkrang sebagai teroris merupakan sikap yang tidak objektif. Tuduhan semacam itu bisa kita katakan sebagai tindakan kezaliman, karena menuduh orang lain, sementara pihak tertuduh tidak berhak mendapatkan tuduhan tersebut. Allah berfirman,
وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ
“Jangan sampai perbuatan zalim yang dilakukan kelompok tertentu membuat kalian menjadi tidak berlaku adil ….” (Q.S. Al-Maidah:8)
Di ayat ini, Allah melarang kita bersikap zalim disebabkan oleh kejahatan yang dilakukan orang lain. Bom bunuh diri pelakunya adalah para teroris, bukan setiap orang yang bercelana cingkrang, meskipun cirinya sama.
Allahu a’lam

Sumber:konsultasisyariah.com

Sunday, January 13, 2013

Sepuluh Sebab Penghapus Dosa

Dalil-dalil dari al-Qur`an dan Sunnah telah menunjukkan bahwa hukuman dosa-dosa dapat dihapuskan dengan sepuluh sebab berikut:

1. Taubat Nasuha.

Yaitu taubat yang sebenar-benarnya taubat, maka ia (taubat nasuha) dapat meleburkan dosa sebelumnya. Dan Allah Subhanahu Wata'ala Maha menerima taubat hamba-hambaNya yang mau bertaubat kepadaNya.

Dan orang yang bertaubat dari segala dosa bagaikan orang yang tidak memiliki dosa. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman, artinya, “Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. asy-Syura: 25).
Allah Subhanahu Wata'ala juga berfirman, artinya, “Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu, sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-A’raf: 153).

2. Beristighfar.

Yaitu memohon keampunan kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Sesungguhnya Allah akan mengampuni hamba-hambaNya yang meminta ampunan (beristighfar) kepadaNya. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman, artinya, “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nisa`: 110).

Allah Subhanahu Wata'ala juga berfirman, artinya, “Dan Tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. al-Anfal: 33).

Begitu juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang apa yang beliau riwayatkan dari Rabbnya, artinya, “Wahai anak cucu Adam (manusia) seandainya dosa-dosamu setinggi awan di langit, lalu kamu meminta ampun kepadaKu, niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosamu.” (HR. at-Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”

Allah Subhanahu Wata'ala juga berfirman dalam hadits qudsi, artinya, “Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan (dosa) di waktu malam dan siang hari, sedangkan Aku lah yang dapat mengampuni semua dosa, maka mohon ampunlah kalian kepadaKu niscaya Aku akan mengampuni dosa kalian.” (HR. Muslim).

3. Kebaikan-kebaikan menghapuskan dosa-dosa.

Seperti solat, sedekah, puasa, haji, membaca al-Qur`an, berzikir kepada Allah, berdo’a, beristighfar, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung silaturrahim, dan lain-lain. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman, artinya, “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Huud: 114).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Shalat-shalat yang lima waktu, jum’at ke jum’at, ramadhan ke ramadhan dapat meleburkan dosa diantara keduanya apabila dosa-dosa besar dijauhkan.” (HR. Muslim).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda, “Dan ikutilah perbuatan buruk  dengan perbuatan yang baik, niscaya dia menghapuskannya.” (HR. at-Tirmidzi dan dia menghasankannya).


4. Doa orang-orang yang beriman.

Maksudnya mereka memohon keampunan untuk orang yang beriman (lainnya) baik ketika hidup maupun setelah mati dan khususnya pada saat ketidakberadaannya (tanpa sepengetahuan orang yang didoakan, pen.) dan begitu juga doanya atas saudara-saudaranya yang telah meninggal dunia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang tidak hadir (tanpa sepengetahuannya, pen.) adalah mustajab, di samping kepalanya terdapat malaikat, setiap dia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat yang diutus berkata, ‘Amin, dan bagimu sepertinya (seperti orang yang didoakan, pen.).” (HR. Muslim).

5. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan/diniatkan untuk si mati .

Seperti sedekah; puasa; haji; membebaskan budak; dan yang lainnya. Para ulama berpendapat, “Amal shalih apa pun (yang dapat mendekatkan diri kepada Allah) yang dia kerjakan dan dia peruntukkan pahalanya untuk seorang muslim baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal, maka hal itu bermanfaat baginya.” Dan yang lebih utama adalah mencukupkan dalam hal tersebut pada apa yang dijelaskan / ditetapkan oleh nash-nash (al-Qur`an dan Sunnah).

6. Syafa’at Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan selainnya.

Maksudnya adalah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain beliau akan memberikan syafa’at kepada orang-orang yang berbuat dosa pada hari Kiamat dengan izin Allah Subhanahu Wata'ala sebagaimana hal tersebut ditetapkan di dalam hadits-hadits shahih.

7. Ditimpa Musibah

Dengannyalah Allah Subhanahu Wata'ala menghapuskan dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan (yang dilakukan oleh hamba-hambaNya, pent.) di dunia sebagaimana yang telah dijelaskan dalam ash-Shahihain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam;bersabda, “Tidaklah orang yang beriman ditimpa penyakit yang terus menerus dan tidak pula rasa cemas, rasa sedih, rasa susah dan rasa sakit, sampai-sampai duri yang menusuk kecuali Allah menghapuskan dengannya dari dosa-dosa/ kesalahan-kesalahannya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

8. Apa yang didapatkan oleh seorang hamba ketika di dalam kubur.

Yakni berupa fitnah, himpitan liang kubur, kengerian, maka ini semua di antara yang dapat menghapuskan dosa-dosa.

9. Rasa takut, kesusahan serta kengerian terhadap kedahsyatan hari kiamat.

10. Rahmat Allah Subhanahu Wata'ala

Sesungguhnya karena rahmat Allah Subhanahu Wata'ala, semua hamba mendapatkan maaf dan keampunanNya tanpa sebab, maka Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, sebagaimana Dia berfirman, artinya, “Dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu.” (QS. an-Nisa': 48 dan 116).

Wallahualam...

Saturday, January 12, 2013

12 Ciri-Ciri Sahabat Sejati Menurut Imam Al-Ghozali

Menurut Imam Al-Ghozali, sahabat sejati mempunyai ciri-ciri. Adapun ciri-cirinya yaitu sebagai berikut:

  1. Jika kau berbuat baik kepadanya maka ia akan melindungimu.
  2. Jika kau merapatkan ikatan persahabatan dengannya maka ia akan membalas baik persahabatan itu.
  3. Jika kau memerlukan pertolongan, maka ia akan membantu sesuai kemampuannya.
  4. Jika kau menawarkan berbuat baik kepadanya, maka ia akan menyambut dengan baik.
  5. Jika ia memperoleh suatu kebaikan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu.
  6. Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik(cela) dari dirimu, maka ia akan berupaya menutupinya.
  7. Jika kau meminta bantuan darinya maka ia akan mengusahakan dengan sungguh-sungguh.
  8. Jika kau brdiam diri(karena malu tuk meminta) maka ia akan menanyakan kesulitan yang kau hadapi.
  9. Jika bencana datang menimpa dirimu maka ia akan berbuat sesuatu untuk meringankan kesusahanmu itu.
  10. Jika kau berkata benar niscaya ia akan membenarkanmu.
  11. Jika kau merencanakan sesuatu kebaikan maka dengan senang hati ia akan membantu rencana itu.
  12. Jika kamu berdua sedang berbeda masalah/slisih faham, maka ia lebih senang mengalah untuk menjaga keutuhan persahabatan.

Tuesday, January 8, 2013

Tanggung Jawab Pria dan Wanita Dalam Islam

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... 
Betapa beratnya menjadi seorang lelaki, diantaranya adalah seperti berikut:

1. Lelaki bujangan menanggung dosa sendiri apabila sudah baligh, sementara dosa anak gadis ditanggung oleh bapanya.

2. Lelaki yang sudah berumah tangga menanggung dosa sendiri, dosa isteri, dosa anak perempuan yang belum pernah kawin dan dosa anak lelaki yang belum baligh.

3. Hukum menjelaskan anak lelaki bertanggung-jawab atas ibunya dan sekiranya dia tidak menjalankan tanggungjawabnya maka dosa baginya, terutama anak lelaki yang tua, tetapi perempuan tidak, perempuan hanya perlu taat kepada suaminya. Isteri berbuat baik kepadanya diberikan pahala kalau berbuat sebaliknya dosanya ditanggung oleh suaminya.

4. Suami wajib memberikan nafkah pada isteri, tapi isteri tidak. Walaupun begitu isteri boleh membantu.Haram bagi suami bertanya pendapatan isteri,lebih-lebih lagi menggunakan pendapatan isteri tanpa izin.

Banyak lagi…Bayangkan betapa beratnya dosa-dosa yang harus ditanggung seperti gunung dengan semut. Itu sebabnya mengikut kalau kita kaji nyawa perempuan lebih panjang daripada lelaki. Lelaki mati cepat karena tak kuat dengan beratnya dosa-dosa yang ditanggung.Tetapi seorang lelaki ada keistimewaannya yang dianugerah oleh Allah SWT. Sebagai seorang lelaki pasti anda tahu, kalau tak tahu makanya jadi perempuan. Begitulah kira-kiranya.

Wanita : ...

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga dibanding lelaki.

2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.

3. Wanita kesaksianya kurang dibanding lelaki.

4. Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki.

5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.

6. Wanita wajib taat kepada suaminya.

7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.

8. Wanita kurang dalam beribadat karena masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.

Pernahkah kita lihat sebaliknya??

Wanita perlu taat kepada suami tetapi lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari bapaknya.

Bukankah ibu adalah seorang wanita? Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, manakala lelaki menerima pusaka perlu menggunakan hartanya untuk isteri dan anak anak.

Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi setiap saat dia didoakan oleh segala malaikat dan seluruh makhluk ALLAH dimuka bumi ini, dan bila wafat kerana melahirkan adalah mati syahid. Manakala dosanya dosa kecil,dosanya diampun ALLAH .

Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita ini; Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya.

Manakala seorang wanita ditanggung oleh 4 orang lelaki ini ; Suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.Seorang wanita boleh memasuki pintu Syurga melalui mana pintu Syurga yang disukainya cukup dgn 4 syarat saja:- Shalat 5 waktu,- Puasa di bulan Ramadhan,- Taat pada suaminya dan menjaga kehormatannya.

Seorang lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggung jawabnya kepada ALLAH akan turut menerima pahala seperti pahala orang pergi berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH…Lihat betapa sayangnya ALLAH pada wanitakan? Sememangnya derajat Wanita dimuliakan dalam Islam.

Monday, January 7, 2013

Enam Perkara yang Dirahasiakan Allah SWT

Umar Bin Khattab r.a. berpesan :
Allah ta'ala menyembunyikan enam perkara dalam enam perkara yang lain, yaitu:
  1. Allah menyembunyikan keridhaan-Nya dalam ketaatan kepada-Nya.
  2. Allah menyembunyikan murka-Nya dalam kemaksiatan seorang hamba-Nya.
  3. Allah menyembunyikan Lailatul Qodar dalam bulan Ramadhan.
  4. Allah menyembunyikan para Wali di antara manusia.
  5. Allah menyembunyikan kematian dalam umur.
  6. Allah menyembunyikan 'ash-sholatul wushta' (sholat yang paling utama) dalam sholat lima waktu.

Allah merahasiakan enam hal tersebut di dalam enam yang lain, maksudnya adalah :
  1. Agar manusia bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketaatan kepada-Nya,sehingga tidak sepantasnya bagi siapapun untuk meremehkan ketaatan meskipun sangat kecil, sebab boleh jadi justru di situlah ada ridha Allah.
  2. Agar manusia mau menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan takut terjerumus ke dalamnya, sehingga tidak sepantasnya bagi siapapun untuk meremehkan kemaksiatan meskipun sangat kecil,sebab boleh jadi justru di situlah murka Allah.
  3. Agar ada kesungguhan dalam "menghidupkan" seluruh hari di bulan Ramadhan, sebab sebagaimana di sebutkan dalam Hadist 'pahala ibadah sunnah di bulan Ramadhan sama dengan pahala ibadah wajib pada bulan selainnya dan agar bersungguh-sungguh dalam mencari Lailatul Qadar sebab nilainya lebih baik dari 1000 bulan ( 83 tahun 4 bulan ).
  4. Agar manusia mau menghormati setiap orang dan tidak meremehkannya,sebab kalau seseorang meremehkan orang lain, boleh jadi orang yang diremehkannya itu justru wali Allah.
  5. Agar manusia selalu mempersiapkan diri untuk menyambut kematiannya.dan
  6. Agar seorang muslim betul - betul memelihara semua sholat wajibnya.

Di ambil dari buku Nashaihul'Ibaad, Muhammad Nawawi al Bantani
Syarh Al-Munabbihaat 'Alal Isti'daad Li Yaumil Ma'aad karya Ibnu Hajar Al-Asqalani

Saturday, January 5, 2013

Fenomena Al-Fisbukiyyah (FB) dalam Al-Qur’an

Fenomena Al-Fisbukiyyah (FB) dalam Al-Qur’an

Ternyata 14 abad yang lalu, fenomena “Facebook” sudah disinggung dalam Al-Qur’an surat Al-Ma’arij ayat 19, 20, 21 :

19.Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.

20.Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah.


21.dan apabila mendapat kebaikan dia jadi kikir.


Suatu ketika selepas Ashar di Masjid Al Hikam. di salah satu pojok masjid tersebut terdapat Ranid dengan dua orang temannya yakni Ahmad dan Ilmi yang terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. Kali ini tema yang diangkat seputar masalah I’jazul Quran (Mukjizat Al Quran). diskusi yang berjalan cukup santai namun sarat akan ilmu.

Ahmad adalah seorang mahasiswa salah satu PTS di Jakarta dengan program studi Matematika. Seorang calon pengabdi masyarakat dengan ilmunya. Ahmad selalu berupaya mengaitkan Al-Qur’an dengan bidang studinya matematika. Ahmad sering berkutat dengan angka-angka dalam Al-Qur’an.
Ahmad pun memulai diskusi. “Subhanallah alquran itu bener-bener mukjizat.

ternyata kata Yaum (hari) di dalam alquran sebanyak 365 kata sama seperti jumlah hari dalam satu tahun, kata syahr (bulan) disebutin 12 kali sama kayak jumlah bulan dalam satu tahun, sab’u (minggu) disebutin 7 kali sama dengan jumlah hari per minggu.

Belum lagi kata-kata yang berlawan kata.
Misalnya ad dunya 115 kali, al akhiroh juga 115 kali.
Malaikat 88 kali sedangkan asy syayathin 88 kali juga. Al hayat 145 kali begitupun dengan Al Maut yang juga 145 kali.
Belum lagi angka 19 yang disebutin dalam alquran surat Al Mudatsir ayat 30. Sebetulnya masih banyak tapi mending antum liat di internet aja nafsi-nafsi, tinggal tanya mas google ketik key word nya keajaiban angka dalam al-quran,” Celoteh Ahmad sekaligus mengakhiri presentasinya.

Tiba giliran Ranid memaparkan pengetahuannya seputar masalah mukjizat Quran. Ranid memang sangat menyenangi diskusi-diskusi tentang kajian Islam berhubung program studi Ranid adalah bahasa Arab yang ia geluti di salah satu Ma’had Lughoh di Jakarta. Maka ia akan memaparkan sepengetahuannya tentang I’jazul Quran dari sudut pandang bahasa.

Setelah mengucapkan basmalah seraya memuji Allah dengan hamdalah, serta sholawat kepada Nabi SAW. Ranid pun mulai berkata “Mumtaz! ustadz Ahmad mantep dah penjelasannya, giliran ane ya?
Gini jadi mukjizat kalo diliat dari segi bahasa maka secara sederhana dapat diartikan sebagai ’senjata’ untuk melemahkan terhadap tantangan dakwah yang ada.

Contoh di zaman nabi Musa AS berhubung waktu itu sihir sedang ngetrend-ngetrendnya maka Allah kasih mukjizat nabi Musa AS ‘menyerupai’ sihir, tapi bukan sihir, dengan tongkatnya yang terkenal.
Bisa berubah jadi ular, ngebelah lautan, dsb. Trus di zaman nabi Isa AS berhubung waktu itu ilmu kedokteran lagi maju-majunya maka Allah kasih kepada nabi Isa AS mukjizat yang berhubungan dengan dunia pengobatan.
Nah, di zaman Rasul SAW pada masa itu kaum jahiliyyah terkenal akan syairnya yang luar biasa Indahnya. Maka Allah pun memberikan kepada Nabi SAW berupa al-quran sebuah mukjizat yang begitu sangat tinggi dan sarat akan nilai sastranya.”

Ranid masih melanjutkan pemaparannya “bahkan Allah nantangin mereka kaum kafir untuk buat satu surat saja yang semisal dengan alquran.
Coba ente berdua buka Al-Baqoroh ayat :
23. Dan jika kamu meragukan Al-Quran yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) maka buatlah satu surat semisalnya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang yang benar,
24.Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.

Pernah ada kisah tentang Musailamah Al-Kadzdzab yang coba-coba buat alquran tandingan. Salah satu suratnya niru-niru al-fiil. dan surat gadungan itu ditertawakan banyak orang karena diliat dari sisi bahasa dan maknanya betul-betul jelek. dan satu hal lagi cuma alquran kitab suci yang bisa dihafal oleh jutaan manusia walaupun manusianya itu sendiri pun tidak mengetahui arti al-quran.
Bahkan uniknya juga, hafalannya tersebut lengkap sampai titik dan komanya. Subhanallah maha benar Allah dalam firmanNya :
Dan sungguh Kami mudahkan Al-Quran untuk peringatan’ Al-Qomar ayat 17,”

Selanjutnya giliran Ilmi yang mendapat giliran menjelaskan mukjizat quran berdasarkan studi yang ia geluti.
Ilmi adalah seorang mahasiswa IT di salah satu PTS di Jakarta. Berbeda dengan kedua orang sahabatnya tadi, Ikhwan lajang ini tengah mengerjakan tugas akhir dalam perkuliahannya. Hal ini dikarenakan Ilmi terlebih dahulu kuliah selepas SMA daripada Ahmad dan Ranid yang sempat menunda jenjang akademisnya…
Lengkap dengan stelan kacamata khas para hacker di film Hollywood, Ilmi pun memulai pembicaraannya. “sebenernya ane belum mau mengatakan ini mukjizat atau gak? terus terang ane gak berani. Tapi salah satu point yang pernah ane dengar dalam seminar Qur’an bahwa kenapa Qur’an disebut mukjizat tak lain dan tak bukan adalah karena kebenarannya dalam ‘meramal’ masa depan. Betul gak Ran?” Ilmi bertanya pada Ranid. Ranid pun mengiyakan pernyataan Ilmi dengan mengaggukan kepala, seolah tak mau kehilangan pemaparan dari Ilmi sahabatnya….

Ilmi melanjutkan “surat al-lahab contohnya, di situ Allah memastikan bahwa Abu Lahab bakalan tetep kafir dan masuk neraka. dan ketika surat itu turun di Mekkah, Abu Lahab ternyata masih hidup. Sekarang coba antum bayangin kalo seandainya Abu Lahab itu tergerak hatinya untuk masuk Islam atau pun pura-pura masuk Islam maka Al-Quran akan dipertanyakan kebenarannya dari dulu sampai sekarang. Ataupun di surat Ar-Rum di situ dijelaskan bahwa Romawi bakalan menang melawan Persia. dan itu subhanallah terjadi beberpa tahun kemudian. Setelah pada peperangan yang sebelumnya Romawi kalah maka pada peperangan selanjutnya Romawi menang telak.

Dan satu lagi peristiwa fathul Mekkah di surat Al-Fath. Allah memastikan kaum Muslimin akan memasuki Mekkah setelah sekian lama hijrah ke Madinah. dan subhanallah hal itu terbukti.”

“Ah itu mah dari aspek sejarah Mi, coba dari aspek IT sesuai sama studi ente?” Tanya Ranid seolah menantang Ilmi. “Weitss, tenang-tenang ane kan belum selesai jelasinnya, ana lanjut ya!” Jawab Ilmi. “Nah berhubung tadi ane bilang ana gak berani nyebut ini mukjizat atau nggak, maka ane akan bilang ini kehebatan Quran.” Ilmi masih melanjutkan, sementara kedua rekannya Ahmad dan Ranid masih terus diam dan menyimak kata per kata yang akan terlontar dari mulut Ilmi. “ente berdua tau gak, bahwa sejak 1400 tahun yang lalu alquran sudah menyinggung tentang Facebook dan kawan-kawannya?!” Ahmad yang calon tertegun diiringi dengan tertawa kecil seolah tak percaya statmen Ilmi. Lain lagi dengan Ranid yang masih berpikir dan mencari-cari bahwa apakah benar kata Facebook ada di dalam alquran. dengan mencoba mentashrif pola-pola fi’il.

Ilmi meneruskan kembali pemaparannya “Ahmad, coba kalian berdua buka surat Al-Ma’arij ayat :
19.Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.
20.Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah.
21.dan apabila mendapat kebaikan dia jadi kikir.’

Ayat ini menjelaskan fenomena jama’ah “Al-Fisbukiyyah” secara umum. Coba ente-ente liat wirid-wirid mereka.

Kebanyakan isinya keluh kesah. Temanya udah mirip sinetron mendayu-dayu sampai bikin air mata keluar. Sakit dari mulai bisul, cantengan, jerawat, sampai ayan di update di status. Cuaca juga gak ketinggalan. Dikasih hujan, ngeluh gak bisa kemana-mana. dikasih panas ngeluh kepanasan. Segala maksiat juga disebarin di muka umum. Masalah duit abis, rezeki seret terus dan terus di suguhkan. Ibadah juga ada beberapa yang dipublikasikan puasa, sedekah, tapi alhamdulillah ane belum menemukan ada orang yang lagi sholat update status ‘lagi roka’at dua nih’ naudzubillah kalo sampai ada” canda Ilmi.

Ahmad dan Ranid pun tertawa dan mengaminkan ucapan Ilmi. “Terus di ayat setelahnya dikatakan ‘apabila dapat kebaikan maka ia kikir.’ Ane rasa betul ayat tersebut. Coba ente berdua hitung ada beberapa orang yang update status semisal alhamdulillah dapet rezeki, buat yang mau ditraktir harap tunggu di depan masjid. Kira-kira ada gak status kayak gitu. Giliran dapat rezeki yang melimpah pada pelit gak mau orang lain pada tau, tapi giliran ditimpa musibah di share kemana-mana.”

“Ah, lo iri aja kali jangan sok jaim deh?!” Kali ini Ahmad yang bertanya kepada Ilmi. Ilmi pun menjawab “ane rasa jaim itu perlu, dalam konteks JAIM, Jaga-Iman berkaitan dengan hal malu, ane tidak mengharamkan update status, akan tetapi alangkah baiknya update-nya itu yang baik-baik pokoknya temanya mengajak kebaikan dari quran, hadits, sahabat, ataupun salafush sholih. Inget akh dalam hadits riwayat Bukhori dikatakan Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu. Ulama bilang bahwa jika kita udah gak malu sama Allah dan tidak merasa diawasinya maka tunaikan saja hawa nafsumu dan lakukan apa yang kau inginkan.” Jawab Ilmi.

Ranid tak menyangka sahabatnya Ilmi dapat menarik dan mengaitkan surat Al-Ma’arij ayat 20-22 dengan fenomena Facebookers yang bergentayangan di dunia maya. Alhamdulillah bertambah satu lagi pengetahuan Ranid pada hari itu. Sungguh Ranid sejatinya sudah sering membaca atau bahkan menghafalkan surat ini. Namun dikarenakan kurang men-tadabbur-i ayat ini maka alangkah kagetnya ia mendengarkan penjelasan yang dipaparkan oleh sahabatnya Ilmi.

 
A. Hukum Facebook antara Halal dan Haram

Semua manusia punya sudut pandang yang berbeda. Khilaf yang terjadi di sana sini sudah menjadi semacam fitrah manusia. Tak lepas dari itu banyak kalangan yang mengomentari Facebook. Boleh atau haramkah Facebook dalam kacamata agama?
Ramainya publik tentang Facebook bermula datang dari Jawa Timur, para ulama Pondok Pesantren se Jawa-Madura yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pondok Pesantren Putri (FMP3) menyatakan fatwa Haram Facebook.
Pernyataan ini dikeluarkan saat pembahasan di forum Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtdien Lirboyo, Kediri.

Fatwa haram Facebook ini menuai kecaman dari beberapa pengguna Facebook.
Bapak Blogger Indonesia dan pengamat internet Enda Nasution menganggap itu kurang kerjaan dan terkesan seperti fatwa lucu-lucuan ala ulama. Lebih kanjut ia menuturkan: “Tanggung, kalau gara-gara penggunaan Facebook berlebihan, terus dikeluarkan fatwa haram. Sekalian saja penggunaan internet, ponsel, dan semua hal yang berlebihan di fatwa-kan haram.”
Sebenarnya para ulama tidak memutlakkan Facebook itu haram. Tersiarnya kabar bahwa para ulama mengharamkan Facebook itu semata karena sikap media belaka yang memutar balikkan fakta. Ulama sepakat kalau Facebook haram jika memang merdampak negatif pada si pengguna.
Jika ternyata Facebook tidak berefek samping pada pengguna maka tidak haram. Sebenarnya inilah fatwa ulama yang dimaksud.

Akan tetapi pihak media masa mencantumkan berita yang berbeda. Mereka meliput hanya sebagian dan memotong kalimat yang sesungguhnya itu bagian yang terpenting. Jadi terkesan ulama mengeluarkan fatwa bahwa Facebook haram seperti haramnya mengkonsumnsi babi dan anjing.
MUI pusat pun tidak berani memutuskan Facebook haram. Ketua MUI, Cholil Ridwan mengatakan: “Kalau lebih banyak manfaat untuk orang lain seperti untuk berdakwah, menyambung tali slaturrahmi, kenapa harus diharamkan?” beliau sendiri mengaku MUI pusat belum menerima laporan dari masyarakat yang dirugikan akibat adanya situs ini. “Biasanya kalau ada sesuatu yang meresahkan masyarakat, kami dapat aduannya dan kalau memang mencurigakan kami langsung mengadakan kajian, sebagai lembaga pembuat fatwa, MUI tidak akan sembarangan membuat fatwa.” sambungnya.

Oleh karena itu, di sini penulis menyatakan bahwa Facebook tidaklah haram.
Hukum Facebook sama dengan hukum membuat pisau, yaitu mubah. Masalah nanti apakah pisau itu untuk menyembelih kambing atau dibuat membunuh orang, itu urusan yang membeli pisau. Si pembuat pisau tidak terkena hukum.
Agar lebih valid dan lebih bisa diterima kalau Facebook tidak haram, maka penulis mencantumkan beberapa dalil berasal al-Qur'an, al-Hadits dan pendapat ulama. Berikut dalilnya:

B. Landasan Dalil Facebook Tidak Haram

I) Al-Qur'an

1. QS. Al-Hujurat (49): 10
"Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."

Dari ayat tersebut dengan jelas Allah SWT menegaskan bahwa orang mukmin itu saling bersaudara satu sama lain. Tidak ditentukan orang mukmin dari negara mana yang jelas kita semua adalah saudara. Dengan begitu, hadirnya Facebook sebagai jejaring sosial yang dapat mempersatukan hubungan satu sama lain, menjadi mediator terbaik untuk memperkuat ukhuwah islamiyyah pada zaman modern saat ini.

2. QS. Al-Hujurat (49) : 13
"Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal."

Melalui ayat di atas Allah SWT menegaskan secara global tujuan diciptakannya manusia berbeda jenis kelamin, asal daerah, suku, dan sebagainya. Itu semua semata hanya untuk saling kenal satu sama lain. Ayat ini tidak mengkhususkan orang mukmin harus berkenalan dengan mukmin atau yang non mukmin harus bergaul dengan yang non mukmin saja. Akan tetapi Allah menggunakan lafadz "al-nas" yang berarti manusia secara umum.
Lantas bagaimana mungkin kita bisa mengenal penduduk selain Indonesia tanpa dengan Facebook? Maka Facebook pun menjadi wasilah atau pelantaraan yang tidak bisa dielakkan lagi. Cukup log up di Facebook dengan mudah kita bisa berkenalan orang penjuru dunia. Walhasil, Facebook bisa dijadikan jembatan untuk manifestasi, atau pengamalan firman Allah QS. Al-Hujurat (49) : 13.

3. QS. Al-Furqan (25) : 63
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan."

Di Facebook kita sering mendapat teguran sapa dari teman baik yang sudah kita kenal maupun belum. Terkadang mereka menulis pesan untuk kita, mengisi kolom coment, atau yang lainnya. Isinya pun beragam, ada yang hanya sekedar salam, ingin berkenalan, bertanya, bahkan ada juga yang hanya iseng.
Nah di sinilah kita mempunyai peluang besar untuk menjadi ibadurrahman sebagaimana yang difirmankan Allah tergantung bagaimana kita menghadapi semua itu. Apakah kita menjawab pertanyaan mereka dengan kalimat yang menggembirakan, bersikap sabar, memberi nasihat yang baik. Kalau kita tidak memiliki account di Facebook bagaimana bisa menghadapi persoalan seperti demikian?

4. QS. Al-Isra' (17): 27
Artinya: "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah para saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya."

Allah SWT melarang kita mubadzir, membuang-buang sesuatu tanpa guna. Sekilas, ayat tersebut tampaknya tidak ada korelasi dengan Facebook. Namun coba diperhatikan lebih teliti. Ketika kita ingin berkomunikasi dengan keluarga atau kerabat yang tinggal jauh dari tempat kita diantara caranya yaitu dengan berkirim surat via kantor pos.
Media surat itulah yang penulis sebut sebagai mubadzir. Bagaimana tidak, untuk mengirim sepucuk surat saja kita membutuhkan banyak kertas, amplop, prangko, nota dll yang seluruhnya hanya sebagai formalitas belaka. Padahal dengan mengirim surat via Facebook lebih praktis, cepat dan hemat. Tidak mengeluarkan banyak kertas, uang, waktu lebih singkat, dan banyak lagi kelebihannya. Apakah kita maua disebut teman syetan?

II.) Al-Hadits

1. Wasiat Rasulullah SAW kepada Ali
Artinya: "Wahai Ali, ketahuilah bahwa seribu teman itu sedikit sedangkan satu musuh itu terlalu banyak." HR. Ali bin Abi Thalib
Pesan yang tersirat dalam hadits Nabi SAW di atas adalah agar kita mencari teman sebanyak-banyaknya. Dan, jangan mencari musuh sekalipun itu hanya satu. Melalui Facebook kita dapat mencari teman dengan mudah tanpa harus mengeluarkan banyak biaya berkeliling dunia. Ringkasnya, Facebook lah cara termudah dan praktis untuk mencari banyak teman.

2. Hadits Nabi SAW riwayat Al-Bukhari:

الراحمون يرحمهم الرحمن ارحموا من في الأرض يرحمكم من في السماء

Artinya: "Orang-Orang yang memberikan kasih sayang akan dikasihi Allah. Berikanlah kasih sayang kepada makhluk di bumi nisyaca makhluk langit akan memberikan kasih sayang padamu"

Nabi menyuruh kita agar memberikan kasih sayang kepada sesama makhluk. Lantas bagaimana mungkin kita bisa memberikan kasih sayang sedangkan kita tidak memiliki banyak teman? Dengan begitu Facebook pun amat dibutuhkan. Kita bisa memberi kabar gembira, mengirimkan pesan, berdialog dalam naungan kasih sayang di Facebook.

III.) Al-Maqalah

1. Ibnu Athaillah Al-Askandari

المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضهم بعضا

Artinya: "Seorang mukmin dengan mukmin lainnya, ibarat sebuah bangunan yang saling mempererat satu sama lain."

Dari kata mutiara di atas bisa diambil kesimpulan apabila seorang muslim ditimpa bencana maka warga muslim yang lainnya pun merasakan sakit yang menerpanya. Ibarat sebuah bangunan, seorang mukmin itu bagaikan komposisi yang memiliki peran penting.
Permsalahannya, bagaimana kita bisa mengetahui kaum mukmin di luar sana kalau tidak melalui ukhuwwah islamiyyah? Sedangkan mediator yang paling jitu saat ini adalah Facebook.

2. Syekh Al-Zarnuji bersyair:
"Janganlah kau tanya sifat seseorang dari dirinya sendiri, tetapi tanyalah kepada teman-temannya. Sebab seorang teman itu bisa mencerminkan kepada temannya. Jika ia adalah seorang teman yang buruk maka jauhilah. Dan apabila ia teman yang baik maka temanilah niscaya kau akan sepertinya"

Akhlak yang Buruk yang Mungkin Terjadi diaktifitas Facebook

1. Berhati-hatilah terhadap buruk sangka. Sesungguhnya buruk sangka adalah ucapan yang paling bodoh. (HR. Bukhari)

2. Makar, tipu muslihat dan pengkhianatan rnenyeret pelakunya ke neraka. (HR. Abu Dawud)

3. Orang yang paling dibenci Allah ialah yang bermusuh-musuhan dengan keji dan kejam. (HR. Bukhari)

4. Bila hilang budaya malumu lakukanlah apa saja yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari)

5. Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji, yang berkata kotor dan membenci orang yang meminta-minta dengan memaksa. (AR. Ath-Thahawi)

6.Sesungguhnya Allah tidak menyukai banyak bicara, menghambur-hamburkan harta dan terlalu banyak bertanya. (HR. Bukhari)

7. Semua (dosa) umatku akan diampuni kecuali orang yang berbuat (dosa) terang-terangan, yaitu yang melakukan perbuatan dosa pada malam hari lalu Allah menutup-nutupinya kemudian pada esok harinya dia bercerita kepada kawannya, "Tadi malam aku berbuat begini...begini..." Lalu dia membongkar rahasia yang telah ditutup-tutupi Allah 'Azza wajalla. (Mutafaq'alaih)

8. Barangsiapa mengintai-ngintai (menyelidiki) keburukan saudaranya semuslim maka Allah akan mengintai-intai keburukannya. Barangsiapa diintai keburukannya oleh Allah maka Allah akan mengungkitnya (membongkarnya) walaupun dia melakukan itu di dalam (tengah-tengah) rumahnya. (HR. Ahmad)

9. Sesungguhnya bila kamu mengintai-intai keburukan orang maka kamu telah merusak mereka atau hampir merusak mereka. (HR. Ahmad)

10. Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa. (HR. Al Hakim)

11. Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, "Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui." Nabi Saw lalu berkata, " Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka." (HR. Muslim)

12. Sesungguhnya Allah membenci orang yang selalu berwajah muram di hadapan kawan-kawannya. (HR. Ad-Dailami)

13. Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah ialah yang dijauhi manusia karena ditakuti kejahatannya. (Mutafaq'alaih)

14. Dua sifat tidak akan bertemu dalam diri seorang mukmin yaitu kikir (bakhil) dan akhlak yang buruk. (HR. Ahmad)

15. Akan tiba satu jaman atas manusia dimana perhatian mereka hanya tertuju pada urusan perut dan kehormatan mereka hanya benda semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita (seks) dan agama mereka adalah harta mas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah yang terburuk dan tidak akan memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi Allah. (HR. Ad-Dailami)

16. Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami)

17. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berhati kasar (kejam dan keras), sombong, angkuh, bersuara keras di pasar-pasar (tempat umum) pada malam hari serupa bangkai dan pada siang hari serupa keledai, mengetahui urusan-urusan dunia tetapi jahil (bodoh dan tidak mengetahui) urusan akhirat. (HR. Ahmad)

18. Barangsiapa menyerupai (meniru-niru) tingkah-laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Abu Dawud)

19. Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)

Bila diibaratkan, tukang cat ketika sedang mengecat warna putih pasti bajunya akan terkena cat putih, begitu pula jika catnya itu berawarna hitam atau yang lainnya. Seorang teman sangat mempengaruhi kepribadian orang yang ditemani. Bila ia bersifat baik maka kita juga akan ikut berbuat baik dan sebaliknya.
Melalui Facebook kita bisa lebih selektif memilih teman. Ingin mencari teman yang baik kita bisa melihat data dirinya di kotak profil.
Bahkan terkadang kita juga bisa mengetahui prestasi apa yang pernah ia raih. Tapi tidak menutup kemungkinan pula teman-temn di Facebook bersifat buruk.
Oleh karena itulah kita bisa bersikap selektif dalam memilih teman. Dan Facebook telah mempermudah kita untuk mendapatkan teman baik.

Sumber:nurisfm.blogspot.com