Sunday, May 26, 2013

Batu Kerikil (Inspirational Stories)

Seorang mandor bangunan yg berada di lantai 5 ingin memanggil pekerjanya yg lagi bekerja di bawah.

Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan.


Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh ke atas, dilemparnya Rp. 1.000 yang jatuh tepat di sebelah si pekerja.

Si pekerja hanya memungut Rp 1.000 tsb dan melanjutkan pekerjaannya.

Sang mandor akhirnya melemparkan Rp 100.000 dan berharap si pekerja mau menengadah "sebentar saja" ke atas.
Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan Rp 100.000 dan kembali asyik bekerja.

Pada akhirnya sang mandor melemparkan batu kecil yang tepat mengenai kepala si pekerja. Merasa kesakitan akhirnya si pekerja baru mau menoleh ke atas dan dapat berkomunikasi dengan sang mandor...

Cerita tersebut di atas sama dengan kehidupan kita, Allah selalu ingin menyapa kita, akan tetapi kita selalu sibuk mengurusi "dunia" kita.

Kita diberi rejeki sedikit maupun banyak, sering kali kita lupa untuk menengadah bersyukur kepada NYA

Bahkan lebih sering kita tidak mau tahu dari mana rejeki itu datang.
Bahkan kita selalu bilang ··· kita lagi "HOKI!"

Yang lebih buruk lagi kita menjadi takabur dengan rejeki milik Allah.

Jadi jangan sampai kita mendapatkan lemparan "batu kecil" yg kita sebut musibah ...! agar kita mau menoleh kepada-NYA.

Sungguh Allah sangat mencintai kita, marilah kita selalu ingat untuk menoleh kepada NYA sebelum Allah melemparkan batu kecil.

Semoga bermanfaat.

Tuesday, May 14, 2013

Baiknya Celaan Dan Buruknya Pujian

Bismillahirrohmanirrohim

Oleh : Habib Hasan bin Jafar Assegaf


Imam Ibnu Hazm Rahimahullah beliau berkata:

“Sebuah cara yang paling manjur untuk mendapatkan ketenangan adalah mengabaikan omongan orang dan memperhatikan ucapan Sang Pencipta Alam.

Barang siapa yang menyangka bahwa dirinya bisa selamat dari celaan manusia, maka ia telah gila.

Seorang yang mencermati secara seksama sekalipun ini pahit rasanya niscaya akan mengetahui bahwa celaan manusia kepadanya justru lebih baik dari pada pujian mereka, sebab pujian kalau memang benar (sesuai kenyataan) maka bisa menyeretnya kepada lupa daratan dan dapat menimbulkan penyakit ‘ujub (bangga diri) yang akan merusak keutamaannya.

Namun apabila pujian itu tidak benar dan ia gembira dengannya, maka artinya ia gembira dengan kedustaan. Sungguh ini kekurangan yang sangat.

Adapun celaan manusia, kalau memang benar (sesuai kenyataan) maka hal itu dapat mengeremnya dari perbutan yang tercela, dan ini sangat bagus sekali, semua pasti menginginkannya­ kecuali orang yang kurang akalnya.

Namun apabila celaan itu tidak benar dan ia bersabar, berarti ia akan mendapatkan keutamaan sabar dan akan mengambil pahala kebaikan dari orang yang mencelanya, sehingga ia akan menuai pahala kelak di hari kiamat hanya dengan perbuatan yang tidak memberatkan (yaitu bersabar). Sungguh ini adalah kesempatan berharga, semua pasti menginginkannya­ kecuali orang yang gila.”

(Mudawah Nufus, hal. 80-81)

Di antara tanda kebodohan adalah senang dengan pujian dan menjadikan pujian untuk kepuasan diri, di antara tanda kecerdasan adalah ikhlas menerima celaan dan menjadikan celaan sebagai bahan renungan untuk perbaikan diri.

Semoga bermanfaat buat jamiyyah nurul musthofaku dan sobat muslimku

♥Yaa Robbi Sholli 'Alaa Muhammad Yaa Robbi Sholli 'Alaihi Wasallim♥

Rasulullah shallallahu álaihi wasallam bersabda :
“Barang siapa Menunjukkan kepada Kebaikan. Maka ia memperoleh Pahala yang sama seperti yang melakukan atau mengamalkan Kebaikan itu.”
(HR. Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Thursday, May 9, 2013

Pintu - Pintu Masuknya Setan Ke Manusia

PINTU - PINTU MASUKNYA SETAN KE MANUSIA :

1. Al jahlu (kebodohan)

2. Al ghadhab (marah)
3. Hubbud dunya (gila dunia)
4. Thulul amal (panjang angan-angan)
5. Al hirshu (tamak)
6. Al bukhlu (pelit)
7. Al kibru (sombong)
8. Hubbul madhu (gila pujian)
9. Ar riyaau (pamer)
10. Al 'ujubu (bangga diri)
11. Al jaza'u wal hala'u (panik dan galau)
12. Ittiba'ul hawa (menuruti nafsu)
13. Su udz dzon (prasangka buruk)
14. Ihtiqorul muslim (merendahkan orang islam)
15. Ihtiqorudz dzunub (meremehkan dosa)
16. Al amnu min makrillah ( merasa aman dari ancaman Allah)
17. Al qunuth min rahmatillah (pesimis dari rahmat Allah).

Oleh karena itu kita harus menutup pintu itu rapat - rapat & pandai menjaga diri, dari sifat - sifat tersebut.
Ya Allah jauhkan kami, sahabat - sahabat kami dan keluarga kami dari sifat - sifat buruk ini. Aamiin.

Sunday, May 5, 2013

Marah Dan Cara Meredamnya

Marah dan emosi adalah tabiat manusia. Lalu bagaimana mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridhai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridhai." (HR. Ahmad)

Dalam riwayat Abu Hurairah dikatakan, "Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah." (HR. Malik)

Menahan marah bukan pekerjaan gampang, sangat sulit untuk melakukannya. Ketika ada orang bikin gara-gara yang memancing emosi kita, barangkali darah kita langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat.

Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan dari Hadits:

1. Membaca Ta'awwudz. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu "A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim" "Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk." (HR. Bukhari Muslim)

2. Berwudhu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Kemarahan itu itu dari syaitan, sedangkan syaitan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudhulah." (HR. Abud Dawud)

3. Duduk. "Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka berbaringlah." (HR. Abu Dawud)

4. Diam. Dalam sebuah hadits dikatakan, "Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah, maka diamlah." (HR. Ahmad)

5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan "Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud)." (HR. Tirmidzi)

Oleh karena itu mari kita belajar mengendalikan amarah dengan cara tersebut. Banyak hal yang mungkin akan lebih baik dan masalah yang dapat terselesaikan apabila kita dapat mengontrol amarah kita. Kebaikan dan kemuliaan diri akan kita dapat, sejauh mana kita berbuat baik dan berbuat mulia. Kebenaran hanya milik Allah SWT.

Saturday, May 4, 2013

Jangan Asal Bicara

Jika kita perhatikan remaja zaman sekarang, dalam perkataannya dikit-dikit anj*ng, dikit-dikit anj*ng. Anj*ng aja ga pernah nyebut-nyebut nama kita, masak kita MENYEBUT namanya terus??
Malu dong..!!

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang MENGAWASI (pekerjaanmu).
(Q.S. Al- Infitar: 10)

Sahabat" saya yang baik hatinya.
Setiap apa yang kita lakukan itu selalu diawasi oleh malaikat pencatat. Tentunya catatan malaikat lebih canggih daripada internet. Diakun facebook aja ada alat yang untuk mencatat semua aktifitas dalam berfesbukan. Apalagi di akun dunia?

Begitupun seluruh aktifitas kita dalam hidup tentunya tidak luput dari pencatatan malaikat yang super canggih. Tiada suatu gerakan, suatu ucapan dan sesuatu yang terlintas dipikiran yang tidak dicatat.
SEMMUANYA dicatat, kemudian diakhirat nanti dimintai pertanggung jawaban.

So.. Pastikan bahwa apa yang anda ucapkan bukanlah sesuatu yang diharamkan. Seperti.. Anj*ng, m*nyet, t*i, gobl*k, PA dll.
Menggunjing, menfitnah, bohong, membicarakan kejelekan orang dll.
Semua itu sebisa mungkin kita hindari.

Allah ta'ala berfirman: "tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir" (Q.S. Qaaf: 18).

Mudah-mudahan apa yang sudah saya tulis ini bisa menjadikan kita lebih berhati- hati dalam berbicara, dan semoga Allah selalu membimbing kita untuk bisa bertutur kata yang indah-indah saja. Aamiin...