Status dan Inboxmu Dicatat Oleh Malaikat (Fenomena Facebook)
“INGATLAH JIKA PERBUATAN DAN HATI AKAN DIHISAB DI AKHIRAT NANTI” [ QS Al Anbya:1]
Tanpa kita sadari, setan menggangu kita melalui situs ini. Jika kita
tidak berhati-hati dan koreksi diri kita dapat terjerumus dalam berbagai
dosa & maksiat. Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan
merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.
Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari.
Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa.
Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar
pernikahan yang sah sebagai ajang sensasi setan yang ditunggu-tunggu
…’siapa calon bapak si jabang bayi?’
Ada kabar yang lebih
menghebohkan, lagi-lagi seorang celebritis yang belum resmi berpisah
dengan suaminya, tanpa rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain,
dan dengan mudahnya mengolok-olok suaminya.
Wuiih……mungkin kita
bisa berkata ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh
sensasi. Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi,
aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.
Wuiiih……ternyata sekarang bukan hanya artis yang bisa seperti itu, sadar
atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktivitasnya,
apapun, diketahui orang , dikomentarin orang bahkan mohon maaf
….’dilecehkan’ orang, dan herannya perasaan yang didapat adalah
kesenangan.
Fenomena itu bernama facebook , setiap saat para
facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentarin
lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya menjadi konsumsi
internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya. Lihat saja beberapa
status facebook :
Seorang wanita menuliskan “Hujan-hujan
malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya…..?” —— kemudian puluhan komen
bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang lelaki temannya
menuliskan “Mau ditemanin? Dijamin puas deh…”
Seorang wanita
lainnya menuliskan “Bangun tidur, badan sakit semua, biasa….habis malam
jumat ya begini…” kemudian komen2 nakal bermunculan…
Ada yang menulis “ bete nih di rumah terus, mana misua jauh lagi…. ”, —-kemudian komen2 pelecehan bermunculan.
Ada pula yang komen di wall temannya “ eeeh ini si anu ya …., yang dulu
dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu….” —-lupa klu
si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis.
Yang
laki-laki tidak kalah hebat menulis statusnya “habis minum jamu nih….,
ada yang mau menerima tantangan ? ’—-langsung berpuluh2 komen datang.
Ada yang hanya menuliskan, “lagi bokek, kagak punya duit…”
Ada juga yang nulis “ mau tidur nih, panas banget…bakal tidur pake dalaman lagi nih ” .
Dan ribuan status-status yang numpang jahilliyah dan pengen ada komen-komen dari lainnya.
Dan itu sadar atau tidak sadar dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga kita, bahkan pikiran kita.
Ada yang lebih kejam dari sekedar status facebook, dan herannya seakan
hilang rasa empati dan sensitifitas dari tiap diri terhadap hal-hal yang
semestinya di tutup dan tidak perlu di tampilkan.
Seorang
wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru sj di upload di
albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan
celana pendek…..padahal sebagian besar yg di dalam foto tersebut sudah
berjilbab
Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang
sekarang sudah berubah dari kehidupan jahiliyah menjadi kehidupan
islami, foto saat dulu jahiliyah bersama teman2 prianya bergandengan
dengan ceria….
Ada pula seorang pria meng upload foto seorang
wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok
padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang.
Rasanya hilang apa yang diajarkan seseorang yang sangat dicintai
Allah…., yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Rasulullah kepada
umatnya. Seseorang yang sangat menjaga kemuliaan dirinya dan
keluarganya . Ingatkah ketika Rasulullah bertanya pada Aisyah
radhiyallahu ‘anha:
“ Wahai Aisyah apa yang dapat saya makan
pagi ini?” maka Istri tercinta, sang Humairah, sang pipi merah Aisyah
menjawab, “ Rasul, kekasih hatiku, sesungguhnya tidak ada yang dapat
kita makan pagi ini”. Rasul dengan senyum teduhnya berkata, “Baiklah
Aisyah, aku berpuasa hari ini”. Tidak perlu orang tahu bahwa tidak ada
makanan di rumah rasulullah….
Ingatlah Abdurahman bin Auf
radhiyallahu ‘anhu mengikuti Rasulullah berhijrah dari mekah ke madinah,
ketika saudaranya menawarkannya sebagian hartanya, dan sebagian
rumahnya, maka abdurahman bin auf mengatakan, tunjukan saja saya pasar.
Kekurangannya tidak membuat beliau kehilangan kemuliaan hidupnya.
Bahwasanya kehormatan menjadi salah satu indikator keimanan seseorang,
sebagaimana Rasulullah, bersabda, “Malu itu sebahagian dari iman”.
(Bukhari dan Muslim).
Dan fenomena di atas menjadi Tanda Besar
buat kita umat Islam, hegemoni ‘kesenangan semu’ dan dibungkus dengan
‘persahabatan fatamorgana’ ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan
status dalam facebook yang melindas semua tata krama tentang malu,
tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga .
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan dengan sindiran keras kepada kita
“Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kamu mau.” (Bukhari).
Arogansi kesenangan semakin menjadi-jadi dengan tanpa merasa bersalah
mengungkit kembali aib-aib masa lalu melalui foto-foto yang tidak
bermartabat yang semestinya dibuang saja atau disimpan rapat.
Bagi mereka para wanita yang menemukan jati dirinya, dibukakan cahayanya
oleh Allah sehingga saat di masa lalu jauh dari Allah kemudian ter
inqilabiyah – tershibghoh, tercelup dan terwarnai cahaya ilahiyah,
hatinya teriris melihat masa lalunya dibuka dengan penuh senyuman, oleh
orang yang mengaku sebagai teman, sebagai sahabat.
Maka jagalah kehormatan diri, jangan tampakkan lagi aib-aib masa lalu, mudah-mudahan Allah menjaga aib-aib kita.
Maka jagalah kehormatan diri kita, simpan rapat keluh kesah kita,
simpan rapat aib-aib diri, jangan bebaskan ‘kesenangan’, ‘gurauan’
membuat Iffah kita luntur tak berbekas.
catatan
***”
Iffah (bisa berarti martabat/kehormatan) adalah bahasa yang lebih akrab
untuk menyatakan upaya penjagaan diri ini. Iffah sendiri memiliki makna
usaha memelihara dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak halal,
makruh dan tercela.”
Beberapa orang sering dgn mudahnya meng-up
date status mereka dgn kata-kata yg tidak jelas” entah apa tujuannya
selain untuk numpang beken, cari perhatian dan pengin ada komen-komen
dari lainnya”. > Dingin . . .
> B.E.T.E. . . .
> Capek
> Puanass buaget neh !
> Arghhh .. . !!!!
> Gile tuh org !
> . . .
> Aku masih menanti . . . etc….
Mohon kiranya untuk men-tag ataupun men-sharing artikel ini dengan orang yang Anda kasihi demi kebaikan kita bersama.
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.”( HR Muslim)
Apabila ada kebaikan dalam catatan ini, maka sebaiknya mari kita SEBARKAN untuk dibaca oleh orang yg kita cintai
“Orang yang menyeru (menyuruh/menasehatkan) kepada kebaikan akan
memperoleh pahala seperti orang yang mengamalkan seruannya, tanpa
mengurangi pahala orang yang mengamalkan sedikitpun. Sebaliknya, orang
yang menyeru kejahatan akan mendapatkan dosa seperti orang yang
mengamalkannya, tanpa mengurangi dosa orang yang mengamalkannya
sedikitpun.” (HR. Muslim)