Saturday, September 21, 2013

Pahlawan Yang Diseret Ke Neraka

Jangan terlalu vulgar mengekspos kegiatan pribadi di status, apalagi yg begitu sensitif:

"sebentar lagi mau pergi kajian hadits"

"hafalan hadits umdatul ahkam yang ke 120 kok lupa lagi ya"

"5 menit lagi mau berjama'ah isya' di masjid"

"suara ane tadi pas jadi imam shalat kedengaran ga ya ama makmum akhwat di belakang."

"sedang berada di kajian ustadz fulan. Persis depan beliau."

(("Khutbah jum'at di Masjid Nabawi kali ini sngat menyentuh"

"Aduh, tdi pas dimajlisnya syekh fulan gak sempat nyatat, padahal faidahnya banyak"

"Otw mekkah.... "

"Bismillah.. Aku datang memenuhi panggilanmu ya Allah.. Moga slamat sampe Makkah"

"Ini dah masuk thawaf k brapa ya...? Lupa ane."

"Lantai tiga masjidil haram sepi bngett.. Sambil narsis depan ka'bah"

"Lantai 20 menara zam zam. Masyaallah... Sungguh agung ciptaan-Mu ya Allah..."

"Lagi muraja'ah jangan diganggu"

"Botak lgi.. Botak lagi... Padahal umrohnya bru minggu kmaren... Alhamdullah.."

"Alhamdulillah kajian Sohih Bukhori dah nyampe hadits ke 5700 san"

"Ada yang mau bantuin ana murajaah gak..?

"Lagi nunggu adzan Maghrib. Madinah 27/10/2012"

"Alhamdulillah umrohnya lancar" ))

Harga diri tidak akan meningkat dengan laporan-laporan seperti itu kepada penduduk dunia maya. Berikan saja mereka faidah yang lebih bermanfaat.

Kelak, seperti disebutkan hadits, tiga jenis punggawa islam akan diseret ke neraka: pahlawan ilmu, pahlawan alqur'an dan pahlawan di medan perang. Kenapa? Ketiganya larut/menikmati riya', sum'ah dan sejenisnya. Bisa jadi, dengan status di atas, kitalah pahlawan tersebut yang kelak terseret dalam neraka dengan kobaran dahsyat apinya.

Ini tidak memvonis, hanya mengajak lebih berhati-hati. Si empunya status ini pun (sedang) menasehati dirinya.
Baarakallahu fiikum..
(( قال الخُريبي رحمه الله: "كانوا يستحبّون أن يكون للرجل خبيئة من عمل صالح لا تعلم به زوجته ولا غيرها". [تهذيب السير 2/ 827]))
_______________________________________
copas status Fachrian Almer Akiera.
Dan agar lebih jelas, berikut riwayat haditsnya: Hadits Abu Hurairah Riwayat Muslim No. 1905
Pada hari kiamat nanti, dihadirkan seorang laki-laki yang mati dalam keadaan peperangan fii sabilillah (di jalan Alloh). Kemudian diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat Alloh hingga ia mengakuinya. Selanjutnya ia ditanya, “Apa yang telah engkau perbuat di dunia?” Ia menjawab, “Aku telah berperang demi Engkau (Alloh) hingga aku terbunuh.”
Alloh berkata, “Bohong! Engkau berperang bukan karena aku, tapi supaya engkau disebut pahlawan. Kini gelar itu telah engkau peroleh.” Lalu orang itu diseret ke neraka dengan wajah tersungkur.

Kemudian didatangkan orang yang kedua, yaitu seorang laki-laki yang sering membaca Al Qur’an, rajin menuntut ilmu, dan senantiasa mengajarkan pengetahuannya kepada orang lain. Lalu ia ditanya, “Apa  yang telah engkau perbuat (selama hidup di dunia)?” Dia menjawab, “Aku mempelajari berbagai ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain, dan aku juga sering membaca Al Qur’an karena-Mu.”
Alloh menjawab, “Bohong! Engkau belajar dan mengajar bukan karena Aku. Bacaan Al Qur’anmu juga bukan karena Aku. Engkau belajar dan mengajar agar dikatakan pintar dan ‘alim. Kini sebutan itu telah engkau peroleh. Bacaan Al Qur’anmu juga bukan karena Aku, tetapi agar engkau diberi gelar Qori’. Itu juga telah engkau raih.” Akhirnya ia juga diseret ke neraka dengan wajah tersungkur.

Kemudian dihadirkan orang ketiga. Yakni, laki-laki yang diberi kelapangan hidup dan berbagai jenis harta kekayaan. Kemudian diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat Alloh hingga ia mengakuinya.
Lantas ia ditanya, “Apa yang telah engkau lakukan?” “Aku telah menginfakkan seluruh hartaku di jalan yang Engkau sukai dan semuanya karena-Mu.” jawabnya. Alloh berkata, “Bohong! Engkau melakukan itu agar dikatakan sebagai dermawan. Dan itu telah engkau peroleh.” Akhirnya dengan wajah tersungkur ia juga diseret ke neraka.

Friday, September 20, 2013

Perbedaan Ta'aruf Dan Pacaran

Perbedaan Ta'aruf Dan Pacaran

1.> Tujuan :

- taaruf (t) : mengenal calon istri/suami, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pernikahan.
- pacaran (p) : mengenal calon pacar, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pacaran, syukur-syukur bisa nikah.

2.> Kapan dimulai :

- t : saat calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu kebutuhan, dan sudah siap secara fisik, mental serta materi.
- p : saat sudah diledek sama teman:”koq masih jomblo?”, atau saat butuh temen curhat, atau saat taruhan dengan teman.

3.> Waktu :

- t : sesuai dengan adab bertamu.
- p : pagi boleh, siang oke, sore ayo, malam bisa, dini hari klo ngga ada yang komplain juga ngga apa-apa.

4.> Tempat pertemuan :

- t : di rumah sang calon, balai pertemuan, musholla, masjid, sekolahan.
- p : di rumah sang calon, kantor, mall, cafe, diskotik, tempat wisata, kendaraan umum & pribadi, pabrik.

5.> Frekuensi pertemuan :

- t : lebih sedikit lebih baik karena menghindari zina hati.
- p : lazimnya seminggu sekali, pas malem minggu.

6.> Lama pertemuan :

- t : sesuai dengan adab bertamu
- p : selama belum ada yang komplain, lanjut !

7.> Materi pertemuan :

- t : kondisi pribadi, keluarga, harapan, serta keinginan di masa depan.
- p : cerita apa aja kejadian minggu ini, ngobrol ngalur-ngidul, ketawa-ketiwi.

8.> Jumlah yang hadir :

- t : minimal calon lelaki, calon perempuan, serta seorang pendamping (bertiga). maksimal tidak terbatas (disesuaikan adab tamu).
- p : calon lelaki dan calon perempuan saja (berdua). Klo rame-rame bukan pacaran, tapi rombongan.

9.> Biaya :

- t : secukupnya dalam rangka menghormati tamu (sesuai adab tamu).
- p : kalau ada biaya: ngapel, kalau ngga ada absent dulu atau cari pinjeman, terus tempat pertemuannya di rumah aja kali ya? tapi gengsi dong pacaran di rumah doang ?? apa kata doi coba ??

10.> Lamanya :

- t : ketika sudah tidak ada lagi keraguan di kedua belah pihak, lebih cepat lebih baik. dan ketika informasi sudah cukup (bisa seminggu, sebulan, 2 bulan), apa lagi yang ditunggu-tunggu?
- p : bisa 3 bulan, 6 bulan, setahun, 2 tahun, bahkan mungkin 10 tahun.

11.> Saat tidak ada kecocokan saat proses :

- t : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan menyebut alasannya.
- p : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan/tanpa menyebut alasannya.