Sunday, March 17, 2013

Ada atau Tidak Ada (Kisah Tukang Cukur)

Suatu hari di tempat pangkas rambus terjadi dialog antar tukang cukur dengan seorang customernya.
 
Seorang Tukang Cukur berkata kepada si Customer.
“Saya tidak percaya Allah itu ada”.

“Kenapa kamu berkata begitu ???” tanya si customer.

“Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan... Untuk menyadari bahwa Allah itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Allah itu ada, Adakah yang sakit?? Adakah anak terlantar?? Jika Allah ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Allah Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”

Si customer diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si customer pergi
meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar, gimbal, kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si customer balik ke tempat tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.”

Si tukang cukur tidak terima, “Kamu kok bisa bilang begitu? Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si customer.
“Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang diluar sana”, si customer menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!”, sanggah si tukang cukur. “Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok!” kata si customer menyetujui. “Itulah point utama-nya! Sama dengan Allah, ALLAH ITU JUGA ADA ! Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”
Note: Apakah semua teori agama Islam harus dijelaskan secara logika??  Itu sebetulnya bisa saja. Hanya, kebanyakan akal/pemikiran manusia sendiri yang belum bisa mencapainya. Itulah sebabnya kita harus beriman. Karna Allah lah yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
 
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment