Saturday, February 9, 2013

Anjuran Makan Tidak Sambil Berdiri

Islam sangat lengkap mengatur aspek kehidupan manusia, termasuk dalam cara makan. Mencuci tangan sebelum makan, makan dengan tangan kanan, tidak makan sampai kekenyangan, dan tidak makan sambil berdiri adalah beberapa adab yang sudah dikenal dalam Islam. Namun ternyata, sebenarnya larangan untuk makan sambil berdiri ini juga memiliki hikmah tersendiri. 
Dari Anas r.a. dari Nabi saw: "Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri. Qatadah berkata, "Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa itu lebih buruk."

Apabila kita makan sambil berdiri, maka akan terjadi reflux asam lambung. Dengan kata lain, asam lambung akan naik ke saluran esofagus dan membuat sel-sel kerongkongan teriritasi. Iritasi sel kerongkongan ini dikarenakan pH asam lambung yang sangat asam (pH 1 – 2,5) dan kadang ditandai dengan gejala panas terbakar yang menyesak di dada (disebut sebagai “heartburn”). Bila kita tetap bandel membiasakan makan atau minum sambil berdiri dalam jangka waktu panjang, iritasi sel-sel kerongkongan ini akan berakumulasi dan menyebabkan kanker saluran esofagus. Cara mencegah reflux asam lambung ini adalah dengan makan sambil duduk.
Apabila kita minum dalam keadaan duduk, air yang masuk  akan disaring oleh sfringter. Sfringter adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal. 
Nah jika kita minum berdiri, air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disalurkan ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya. 
Diriwayatkan ketika Rasulullah s.a.w. dirumah Aisyah r.a. sedang makan daging yang dikeringkan diatas talam sambil duduk bertekuk lutut, tiba-tiba masuk seorang perempuan yang keji mulut melihat Rasulullah s.a.w. duduk sedemikian itu lalu berkata: "Lihatlah orang itu duduk seperti budak." Maka dijawab oleh Rasulullah s.a.w.: "Saya seorang hamba, maka duduk seperti duduk budak dan makan seperti makan budak." Lalu Rasulullah s.a.w. mempersilakan wanita itu untuk makan. Adapun duduk bertelekan (bersandar kepada sesuatu) telah dilarang oleh Rasulullah sebagaimana sabdanya, "Sesungguhnya Aku tidak makan secara bertelekan" (HR Bukhari).

Tak hanya makan minum sambil berdiri, ada 2 hal lain yang juga dapat menyebabkan reflux asam lambung dan “heartburn”, yaitu:
(1) Makan minum kekenyangan,
(2) Tidur atau berbaring setelah makan.

Untuk poin satu, jelas. Lambung memang dapat mengembang 6 kali lipat ketika diisi sampai benar-benar penuh. Makin banyak makanan yang tertampung dalam lambung, lambung pun harus bekerja ekstra keras mengeluarkan asam lambung lebih banyak untuk mencerna makanan di dalamnya. Apabila lambung terlalu penuh, kelebihan asam lambung malah akan mengalir naik ke saluran esofagus. Asam lambung juga dapat mengalir ke saluran esofagus bila kita tidur atau berbaring setelah makan.

Untuk poin kedua kebiasaan ini sama berbahayanya dengan makan-minum sambil berdiri, yakni iritasi sel kerongkongan yang mengundang kanker saluran esofagus dalam jangka panjang. Untuk mencegah reflux asam lambung, seseorang harus menunggu 2-4 jam setelah makan kemudian barulah ia boleh berbaring atau tidur.

Memang tidak salah juga bila Rasulullah pernah bersabda :
''Janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras.'' (HR. Abu Nu’aim dari Aisyah ra)
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment