Anjuran Makan Tidak Sambil Berdiri
Islam
sangat lengkap mengatur aspek kehidupan manusia, termasuk dalam cara
makan. Mencuci tangan sebelum makan, makan dengan tangan kanan, tidak
makan sampai kekenyangan, dan tidak makan sambil berdiri adalah beberapa
adab yang sudah dikenal dalam Islam. Namun ternyata, sebenarnya
larangan untuk makan sambil berdiri ini juga memiliki hikmah tersendiri.
Dari
Anas r.a. dari Nabi saw: "Bahwa ia melarang seseorang untuk
minum sambil berdiri. Qatadah berkata, "Kemudian kami bertanya
kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa itu lebih buruk."
Apabila kita makan sambil berdiri, maka akan terjadi reflux asam
lambung. Dengan kata lain, asam lambung akan naik ke saluran esofagus
dan membuat sel-sel kerongkongan teriritasi. Iritasi sel kerongkongan
ini dikarenakan pH asam lambung yang sangat asam (pH 1 – 2,5) dan kadang
ditandai dengan gejala panas terbakar yang menyesak di dada (disebut
sebagai “heartburn”). Bila kita tetap bandel membiasakan makan atau
minum sambil berdiri dalam jangka waktu panjang, iritasi sel-sel
kerongkongan ini akan berakumulasi dan menyebabkan kanker saluran
esofagus. Cara mencegah reflux asam lambung ini adalah dengan makan
sambil duduk.
Apabila kita minum dalam keadaan duduk, air yang masuk akan disaring oleh sfringter.
Sfringter adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka
(sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita
minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal.
Nah jika kita minum berdiri, air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung
kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan
disalurkan ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter.
Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu
penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya.
Diriwayatkan ketika Rasulullah s.a.w.
dirumah Aisyah r.a. sedang makan daging yang dikeringkan diatas talam
sambil duduk bertekuk lutut, tiba-tiba masuk seorang perempuan yang
keji mulut melihat Rasulullah s.a.w. duduk sedemikian itu lalu
berkata: "Lihatlah orang itu duduk seperti budak." Maka dijawab oleh
Rasulullah s.a.w.: "Saya seorang hamba, maka duduk seperti duduk budak
dan makan seperti makan budak." Lalu Rasulullah s.a.w. mempersilakan
wanita itu untuk makan. Adapun duduk bertelekan (bersandar kepada
sesuatu) telah dilarang oleh Rasulullah sebagaimana sabdanya,
"Sesungguhnya Aku tidak makan secara bertelekan" (HR Bukhari).
Tak hanya makan minum sambil berdiri, ada 2 hal lain yang juga dapat menyebabkan reflux asam lambung dan “heartburn”, yaitu:
(1) Makan minum kekenyangan,
(2) Tidur atau berbaring setelah makan.
Untuk poin satu, jelas. Lambung memang dapat mengembang 6 kali lipat
ketika diisi sampai benar-benar penuh. Makin banyak makanan yang
tertampung dalam lambung, lambung pun harus bekerja ekstra keras
mengeluarkan asam lambung lebih banyak untuk mencerna makanan di
dalamnya. Apabila lambung terlalu penuh, kelebihan asam lambung malah
akan mengalir naik ke saluran esofagus. Asam lambung juga dapat mengalir
ke saluran esofagus bila kita tidur atau berbaring setelah makan.
Untuk poin kedua kebiasaan ini sama berbahayanya dengan makan-minum
sambil berdiri, yakni iritasi sel kerongkongan yang mengundang kanker
saluran esofagus dalam jangka panjang. Untuk mencegah reflux asam
lambung, seseorang harus menunggu 2-4 jam setelah makan kemudian
barulah ia boleh berbaring atau tidur.
Memang tidak salah juga bila Rasulullah pernah bersabda :
''Janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat
hati kalian menjadi keras.'' (HR. Abu Nu’aim dari Aisyah ra)